GenPI.co - Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKopi Kunto Adi Wibowo blak-blakan menyoroti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang dilebur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Hal tersebut lantas menuai kontroversi, karena para periset dan peneliti tidak tetap di Eijkman terpaksa diberhentikan dan kehilangan pekerjaan.
Menurut dia, BRIN seakan-akan memberi pesan kepada anak muda, bahwa tidak perlu menjadi pintar dan tidak perlu jadi peneliti.
"Kalaupun pengin jadi peneliti, lebih baik kerja di luar negeri. Percuma balik ke Indonesia karena enggak dipakai dan dipersulit oleh birokrasi," tegas Kunto Adi Wibowo kepada GenPI.co, Minggu (9/1).
Kunto Adi Wibowo menilai, tidak sedikit jalan keluar yang bisa diambil oleh BRIN dalam mengakomodir para peneliti tak tetap tersebut.
"Mungkin keputusan bisa diminta dari presiden juga. Hal seperti ini harusnya dikomunikasian BRIN secara hati-hati. Karena pesannya sangat kental, bahwa tidak perlu jadi peneliti di Indonesia," ungkap Kunto Adi Wibowo.
Oleh sebab itu, dirinya menyarankan untuk melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu.
Pasalnya, kata Kunto Adi Wibowo, Indonesia membutuhkan orang-orang pintar seperti para peneliti tersebut.
"Ini harus dievaluasi, terutama dari BRIN sendiri. Apakah BRIN yakni memberi pesan kepada anak muda bahwa ilmu pengetahuan tidak penting?" tuturnya.
Bahkan, menurutnya hal tersebut seakan-akan mengonfirmasi kepercayaan masyarakat, bahwa tidak ada gunanya jadi orang pintar di Indonesia.
"Jadi timbul pemikiran bahwa peneliti yang ingin memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata kalah dengan birokrasi," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News