Batam Mulai Rembukkan Penanganan Stunting di 2022

10 Januari 2022 18:42

GenPI.co - Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) memulai awal tahun 2022 dengan rembuk stunting, Senin (10/1) di Aula Hang Nadim, Kantor Wali Kota Batam.

Rembuk stunting tahun 2022 pertama di daerah Kepri itu diharapkan mampu melahirkan rencana program ke depannya.

Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, mengatakan, penangan stunting di Batam dinilai baik dan harus dijalankan dengan konsisten.

BACA JUGA:  Selain Stunting, Indonesia Masih Punya 3 Masalah Gizi Lainnya

Dia menyebut, pencanangan penangan stunting di Batam bahkan sempat dihadiri oleh Kepala BKKBN.

“Batam juga telah merekrut pendamping keluarga hingga sudah meneken MoU dengan beberapa universitas yang ada,” katanya dalam siaran pers yang diterima GenPi.co Kepri.

BACA JUGA:  Rawan Gizi Buruk dan Stunting, Ombudsman Beberkan Ancaman Baru

Rembuk stunting kali itu, melibatkan seluruh stakeholder terkait. Mulai dari tenaga kesehatan di tingkat puskesmas hingga petugas di kecamatan, kelurahan, dan tingkat RT/RW.

Penanganan stuntin di Batam pun turut melibatkan kader PKK, pendamping keluarga, kepolisian dan Kantor Urusan Agama (KUA).

BACA JUGA:  Cegah Stunting, YAICI Gelar Edukasi Literasi Gizi

Amsakar mengungkapkan, para rembuk stunting itu, paparan dari puskesmas dan kecamatan akan diformulasikan serta dibahas bersama.

“Setelah itu kita cari tahu masalahnya, baru dirumuskan untuk diajukan dalam kegiatan yang hendak kita lakukan tahun berikutnya," kata dia.

Seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan stunting di Batam dimintanya untuk menaruh perhatian serius terkait pendataan.

Dari data yang dipaparkan puskesmas dalam rembuk kali itu, dinilai Amsakar telah valid, dan nantinya akan diambil sejumlah kebijakan terintegrasi dari OPD terkait.

Gambaran persoalan tersebut seperti soal hunian, gizi, dan persoalan lain yang memengaruhi stunting.

"Konkritnya kebijakan terintegrasi yang kita lakukan seperti, masukkan mereka ke DKTS, Jampersal, terus misalnya masukkan ke Jamkesda. Ini yang saya sampaikan kepada kecamatan, setelah mendengar paparan puskesmas, agar dapat dipahami dan diusulkan pada kegiatannya di Musrenbang," kata Amsakar.

Batam sendiri kini memiliki pendamping keluarga sebanyak 1.632 orang yang bisa dan harus diberdayakan dalam mencegah stunting. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fathur Rohim
stunting   gizi buruk   puskesmas   BKKBN   Batam   Kepri  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co