GenPI.co - Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebanyak 91 juta ton CO2 equivalent pada 2022.
Target pengurangan emisi gas rumah kaca ini dibarengi dengan upaya penggunaan energi baru terbarukan (EBT) selama 2022 yang porsinya bertambah cukup besar dibanding pada 2021.
Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana mengatakan bahwa penggunaan EBT dalam energi primer pada 2022 sebesar 366,4 barrel oil equivalent (BOE) atau setara barel minyak (SBM).
Angka tersebut berarti bauran EBT sebesar 15,7 persen dalam penggunaan energi primer nasional.
“Target ini naik dari target 2021, yaitu sebesar 168,7 SBM,” ujarnya dalam Konferensi Pers Dirjen EBTKE, Senin (17/1).
Dadan mengatakan bahwa Dirjen EBTKE menargetkan penambahan kapasitas PLTS Atap sebesar 335 megawatt pada 2022.
Sementara itu, PLT EBT ditambah kapasitasnya sebanyak 648 megawatt.
“Keduanya berasal dari industri, komersial, dan rumah tangga,” katanya.
Di bidang investasi, Dirjen EBTKE menargetkan bisa mendapatkan USD 3,9 miliar di sektor pemanfaatan EBT dan konservasi energi.
“Sementara itu, pengumpulan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari panas bumi ditargetkan mencapai Rp 1.533 miliar pada 2022,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dadan memaparkan bahwa pemerintah makin serius dalam mengembangkan PLTN untuk kebutuhan energi dalam negeri.
Pada 2022, ditargetkan sudah terbangun kerjasama terkait studi pengembangan PLTN komersial.
“Persiapan dari penyusunan kelembagaan PLTN juga sudah diatur dalam keputusan menteri ESDM,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News