GenPI.co - Belasan pertunjukan seni dan budaya memeriahkan uji coba kedua kawasan Malioboro sebagai kawasan semi pedestrian, Selasa (23/7/2019).
Sejumlah pertunjukan seni tradisional hingga kontemporer menghibur wisatawan yang berlalu lalang di kawasan sentra wisata belanja di Yogyakarta itu sejak pukul 15.00 WIB hingga malam hari.
"Bagus kalau pertunjukan seperti ini dilanggengkan di Malioboro. Saya malah berharap bisa lebih diperbanyak lagi," kata Agnes (27) warga Yogyakarta saat ditemui di kawasan Malioboro.
Mengaku penasaran, Agnes menghampiri satu persatu pertunjukan yang tersebar di sepanjang trotoar Malioboro. Tak hanya menghibur, baginya, pertunjukan yang dipersembahkan Pemda DIY bersama Pemkot Yogyakarta tersebut mampu mengingatkan kembali eksistensi seni dan budaya tradisional kepada generasi muda.
BACA JUGA: Hari Anak Nasional, Banyuwangi Gelar Festival Bermain Tradisional
Agnes juga sepakat dengan konsep semipedestrian yang membebaskan Jalan Malioboro dari kendaraan bermotor. Dengan begitu, menurut dia, Malioboro akan terbebas dari polusi udara. "Saya suka sekali karena menjadi ramah lingkungan. Malioboro jadi adem dan bebas polusi udara," kata dia.
Salah satu pertunjukan yang menyita perhatian pengunjung yakni "Bonang Battle" yang digelar lesehan di depan pintu gerbang barat Kantor Kepatihan. Dalam pertunjukan itu, mula-mula dua pemain ditantang beradu kebolehan memainkan alat musik bonang dihadapan kerumunan penonton.
Namun, pertunjukan mendadak ricuh ketika salah satu pemain yang tampak lebih lihai memainkan bonang mengejek lawan mainnya. Pemain lawan tak terima lalu melempar pemukul bonang ke arah rivalnya. Beberapa orang yang tak lain adalah kru kelompok seni itu sendiri tiba-tiba muncul dan memperkeruh suasana dengan membalas melempar botol air mineral.
Kericuhan yang tak lain adalah sandiwara itu sempat membuat penonton tegang. Namun, penonton akhirnya tertawa lega dan bertepuk tangan saat abdi dalem cilik, Rizky Kuncoro Manik muncul melerai dengan mengajak semua pemain bersatu melantunkan tembang macapat bersama-sama dan diikuti lantunan gamelan yang dipadu dengan alat musik terompet.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan selain tetap menjadi pusat wisata belanja di Kota Gudeg, trotoar di sepanjang Jalan Malioboro mampu menjadi wahana bagi para seniman Yogyakarta untuk menujukkan talenta mereka di hadapan para wisatawan.
Dengan alasan itu, Singgih yakin rencana pembebasan Malioboro dari kendaraan bermotor sebagai konsekuensi konsep semipedestrian tidak akan menurunkan minat wisatawan berkunjung ke kawasan itu. (ANT)
NONTON VIDEO BERIKUT INI
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News