Apa Beda Halal, Muslim Friendly dan Family Friendly Tourism?

31 Juli 2019 19:51

GenPI.co- Akhir-akhir ini dalam industri pariwisata Indonesia sering terdengar sebutan Halal Tourism. Ada juga istilah Muslim Friendly Tourism dan Family Friendly Tourism. Untuk mengetahui lebih jelas hal ini, GenPI.co berkesempatan mewawancarai Ketua Tim Percepatan Pariwisata Halal Kemenpar,  Anang Sutono di Pekanbaru, Rabu (31/7/2019).

Anang Sutono yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Kemenpar mengatakan, ada perbedaan antara Halal Tourism, Muslim Friendly Tourism dan Family Friendly Tourism.

Berikut penjelasannya:

Baca juga:

Bupati Bonebol Tegaskan Kepemilikan Destinasi Wisata Lombongo

Penelitian Terbaru Mengungkap Perubahan Genetika pada Komodo

Pariwisata Jadi Unggulan, Gorontalo Serahkan Perubahan APBD

Halal Tourism

Menurut Anang, Halal Tourism dapat menjadi selling point utama bagi umat muslim di negara-negara mayoritas non muslim di mana produk dan jasa halal masih sulit ditemukan.

Kemudian, Halal Tourism menjadi jaminan mutu bahwa semua produk dan jasa yang ditawarkan sudah sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, halal tourism dapat mendorong pelaku industri untuk memenuhi ketentuan dari konsep halal. Untuk konteks di Indonesia, diperlukan karena masih ada produk yang tidak halal.

Di sisi lain, Halal Tourism membuat pelaku industri dan regulator pariwisata menjadi terikat dengan ketentuan halal/ Syariah yang infrastrukturnya masih perlu ditingkatkan. Sehingga, dibutuhkan kesadaran dari pelaku Industri pariwisata dan dimudahkan dari segi sertifikasi halal.

Muslim Friendly Tourism

Istilah ini bisa digunakan negara mayoritas Muslim namun tidak menggunakan hukum Islam sebagai dasar negara. Sehingga, terminologi Muslim Friendly Tourism dapat menjadi pembeda yang lebih jelas dibanding dengan Family Friendly Tourism.

Di sisi lainnya, Muslim Friendly Tourism akan menimbulkan degradasi terhadap komitmen Halal dari negeri tersebut. Kemudian, bagi negara-negara yang penduduknya adalah Muslim, memakai terminologi “Muslim Friendly” dapat menimbulkan pandangan bahwa negara tersebut tidak ramah bagi umat agama lain.

Terminologi ini lebih sesuai bagi negara-negara mayoritas Non Muslim, seperti Jepang, Korea dan Thailand.

Family Friendly Tourism

Lebih inklusif, baik bagi wisatawan Muslim dan Non Muslim. Cocok bagi Wisatwan Muslim dari Timur Tengah, negara Arab lainya, dan negara-negara mayoritas Muslim lainya, seperti Pakistan dan Bangladesh.

Di sisi lain terminologi ini tidak mendeskripsikan secara akurat apakah negara-negara tersebut berkomitmen terhadap ketentuan Halal. Hal ini disebabkan pemahaman terminologi “Family Friendly” dapat memberikan arti yang berbeda-beda bagi wisatawan dan dapat menimbulkan kekecewaan bagi wisatawan mancanegara yang memahami bahwa Family Friendly Tourism adalah Pariwisata Halal. Sementara penyedia jasa memahami bahwa Family Friendly Tourism adalah wisata keluarga secara umum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co