GenPI.co - Karena harga kedelai mengalami lonjakan dahyat, situasi ini sangat berdampak bagi industri usaha mikro kelas menengah (UMKM).
Salah satunya yang jelas terkena dampaknya, yakni Dudung Permadi sebagai pemilik usaha Tahu Gejrot Kang Cepot.
Dudung mengaku, setelah adanya aksi mogok produksi para perajin tahu yang digelar sejak 21-23 Februari 2022, dia kesulitan untuk berjualan.
"Untuk sementara sampai hari ini saya masih bisa jualan, karena masih ada stok di gudang dari kemarin. Kalau untuk besok (Rabu, 23/2) dan lusa (Kamis, 24/2) saya belum tahu ke depannya," jelasnya kepada GenPI.co, yang ditemui di kawasan Kembangan, Selasa (22/2).
Dudung menjelaskan, untuk tetap bertahan dan bisa berjualan, dirinya hanya mengandalkan stok gudang yang sudah dia beli sejak beberapa hari lalu.
"Namanya juga stok dari kemarin, tentu bahannya tidak banyak lagi untuk jualan tahu gejrot," keluhnya.
"Namun, saya khawatir karena memang jualan utamanya adalah tahu gejrot pastinya susah untuk bertahan di situasi ini," tambahnya.
Dia menjelaskan, bila harga kedelai masih belum bisa stabil, bahkan cenderung melonjak, Dudung memutuskan untuk mogok jualan.
"Saya tidak bisa jualan menu utama, jadi jualan es saja. Kebetulan selain tahu gejrot ada menu lainnya, yakni es cendol dan cincau," tuturnya.
Dudung berkata, selama harga kedelai terus naik, bahkan tahu sudah banyak 'menghilang' di pasaran, lebih baik mencari keuntungan dari produk jualannya yang lain.
"Kalau tidak ada tahu, ya, jualan lain. Sekalipun memaksakan untuk jualan pasti naiknya sudah berlipat ganda, pembeli juga belum tentu mau," tutupnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News