GenPI.co - Kelangkaan minyak goreng di pasaran rupanya diikuti pula dengan menipisnya stok tahu tempe karena harga kedelai yang meroket.
Tentu kondisi ini memukul keras pedagang gorengan di sejumlah daerah, tak terkecuali di kawasan Tangerang.
Pedagang gorengan bernama Siti Rohana mengaku sangat memerlukan minyak goreng untuk bisa berjualan.
"Minyak goreng langka, carinya yang harga normal tapi sulit sekali, ya," ujar Rohana kepada GenPI.co di Tangerang, Rabu (23/2).
Rohana yang sudah berjualan hampir tiga tahun itu mengaku membutuhkan minyak hingga 15 liter untuk sekali berjualan.
"Saya harus membeli minyak dengan ukuran 18 liter karena 15 liter nggak ada ukurannya," lanjutnya.
Wanita 28 tahun itu mengatakan bahwa harga minyak dengan merek Sania dibanderol dengan harga Rp 200 ribuan.
Namun, kini untuk mendapatkan minyak merek itu sangat sulit. Hampir setiap toko yang ia datangi selalu kosong.
Walhasil ia terpaksan membeli minyak goreng curah yang jauh lebih mahal.
"Mau tidak mau pakai yang curah harganya Rp 300 ribu lebih mahal," ucapnya.
Diakui Siti, kelangkaan minyak goreng serta tempe dan tahu sangat berpengaruh bagi produksi gorengan.
Meskipun bisa memesan lewat jalur online, dirinya tetap kesulitan untuk mendapatkan bahan baku.
"Kalau beli di online nggak bisa banyak-banyak terhalang ongkos kirim," jelasnya.
Lebih lanjut dia berharap agar pemerintah segera menyelesaikan persoalan ini. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News