Update Kerangkeng Bupati Langkat, Sungguh Mengejutkan

03 Maret 2022 00:40

GenPI.co - Berikut ini adalah update mengenai informasi seputar penghuni kerangkeng dari Bupate Langkat nonaktif, sungguh mengejutkan.

Diketahui, Komnas HAM mendapatkan informasi bahwa kepala puskesmas yang mengurus kesehatan penghuni kerangkeng manusia masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin Angin.

Hal tersebut diungkapkan secara langsung oleh Koordinator Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Endang Sri Melani.

BACA JUGA:  Dipanggil Polisi, Keluarga Bupati Langkat Beri Sikap Mengejutkan

"Kami mendapatkan temuan memang ada layanan kesehatan oleh puskesmas secara berkala satu hingga dua kali dalam seminggu," ucap Endang.

Selain itu, terkait kasus dugaan perbudakan modern yang dilakukan oleh Terbit Rencana Perangin Angin, dinas kesehatan setempat tidak pernah memberikan arahan khusus penanganan atau pemeriksaan ke lokasi kerangkeng.

BACA JUGA:  Bupati Langkat Terus Dikuliti, Polda Sumut Dibantu KPK

Dari informasi yang dikumpulkan oleh Komnas HAM, layanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas ialah pengobatan dasar.

Keluhan yang ditemui biasanya gatal-gatal, masuk angin, pusing dan kesulitan tidur.

BACA JUGA:  KPK Sampaikan Kabar Terbaru soal Kasus Bupati Langkat, Tajam

Terkait dengan pemeriksaan, pengurus kerangkeng biasanya lebih dahulu menyiapkan penghuni yang akan diperiksa pihak puskesmas.

Selain itu, juga tidak ditemukan adanya pengobatan ketergantungan narkoba dari penghuni.

Endang menyebutkan petugas kesehatan menemukan bekas luka pada tubuh penghuni kerangkeng. Akan tetapi, dalihnya luka itu akibat jatuh atau bekas kerokan.

Sementara itu, Analis Pelanggaran HAM Komnas HAM Yasdad Al Farisi mengatakan bahwa kerangkeng manusia tersebut dibangun pada tahun 2010 yang awalnya untuk pembinaan bagi anggota organisasi masyarakat.

Namun, berjalannya waktu kerangkeng tersebut juga untuk masyarakat umum. Kondisi terakhir kerangkeng itu diisi oleh 57 orang dengan perincian kerangkeng pertama dihuni 30 orang, dan kerangkeng kedua ditempati oleh 27 penghuni.

Dari temuan Komnas HAM, kerangkeng tersebut sama sekali tidak memiliki izin melakukan rehabilitasi walaupun sudah pernah dilakukan pemetaan oleh Badan Narkotika Kabupaten Langkat pada tahun 2016.

Selain itu, kata dia, berdasarkan pengakuan dari Badan Narkotika Kabupaten Langkat, pihaknya kesulitan masuk ke kerangkeng manusia tersebut.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co