GenPI.co - Ogoh-ogoh salah satu tradisi unik yang dilakukan umat hindu di Bali dalam mewarnai Hari Raya Nyepi.
Tradisi perarakan ogoh-ogoh ini dilakukan pada petang hingga malam jelang hari Nyepi.
Perarakan ogoh-ogoh memiliki makna tersendiri bagi umat Hindu di Bali.
"Maknanya menetralisir Butha Kala," ujar Nyoman Erik Saputra, salah satu pecalang di wilayah Denpasar Barat, saat dihubungi pada Kamis (3/3).
Butha Kala sendiri adalah istilah bagi masyarakat Bali terhadap sebutan yang diberikan pada sosok mahluk jahat dengan wujud wajah menyeramkan, galak dan muncul sebagai makhluk penggoda.
Kepada GenPI.co, dia pun menceritakan proses perarakan ogoh-ogoh.
"Diarak keliling desa, kurang lebih 50 sampai 100 orang setiap banjar (desa),"
Ogoh-ogoh merupakan gambaran Butha Kala yang menciptakan energi negatif dalam diri manusia.
Nyoman pun mengungkapkan arti kata ogoh-ogoh.
"Ogoh-ogoh sendiri berasal dari kata ogah-ogah, dalam bahasa Bali yang artinya sesuatu yang digoyangkan," ujarnya.
Ogoh-ogoh juga dibuat dengan wujud yang menyeramkan dan berukuran besar.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News