Umat Hindu melakukan sejumlah ritual di Hari Raya Galungan dan Kuningan pada 22 Juli hingga 3 Agustus 2019. Berikut 5 fakta terkait Galungan dan Kuningan.
Mungkin tidak banyak yang tahu jika candi-candi di dataran tinggi Dieng adalah Candi Hindu tertua di Jawa bahkan di Indonesia. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad 7 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno.
Saat melakukan patroli di malam Nyepi itu, Pecalang setempat juga melakukan penjagaan terhadap umat Muslim yang melakukan ibadah Shalat Isya berjamaah di Masjid Agung Asasuttaqwa.
Tak seperti perayaan jelang Nyepi di daerah lain, umat Hindu Pontianak tak menggelar Pawai Ogoh-ogoh. Namun kekhusyukan tetap terjaga lantaran atraksi itu diganti dengan upacara pecaruan sebagai simbol keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sesuai nama, Nyepi memerlukan suasana hening dan tenang karena umat Hindu tidak menyalakan api, tidak bekerja, tidak bepergian dan tidak menikmati liburan. Dengan begitu, umat Hindu dapat sepenuhnya melakukan nyepi dan introspeksi diri atau mulat sarira.
Candi Sukuh, nama candi ini, tampil berbeda dengan bentuk candi pada umumnya. Candi ini menyerupai Piramida Suku Aztec di Mesiko. Namun demikian, ini adalah Candi Hindu
Perayaan Galungan ditandai dengan dipasangnya penjor pada setiap pintu masuk perkarangan rumah. Di Bali, penjor pada hari raya Galungan memenuhi setiap sudut.