GenPI.co - Tradisi nyekar sebelum Ramadan menjadi rutinitas sebagian besar masyarakat Indonesia.
Bahkan, tradisi ini menjadi hal yang dinantikan pedagang kembang. Salah satunya, Ayu Ningsih, pedagang kembang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Al Kamal, Kedoya, Jakarta Barat.
Ayu Ningsih menuturkan jelang Ramadan, para peziarah ramai menyambangi TPU. Kedatangan para peziarah ini membuat kembangnya laku keras.
"Alhamdulillah, selalu laris," kata Ayu kepada GenPI.co, Jumat (1/4).
Bahkan, pada hari terakhir sebelum puasa penghasilannya bisa berkali lipat dari sebelumnya.
"Hari ini penghasilan bisa tiga kali lipat dari biasanya," ujar Ayu, semringah.
Selain itu, Ayu mengatakan TPU Al Kamal pada tahun ini kembali ramai dikunjungi oleh peziarah.
Sebab, tahun lalu, tradisi nyekar menjelang Ramadan sempat dilarang oleh petugas keamanan setempat.
"Tahun lalu sempat dilarang jualan karena masih tinggi angka covid-19," ucapnya.
Tidak hanya kembang, Ayu juga menjual air mawar dalam kemasan plastik.
Menariknya, pedagang musiman ini hanya berjualan dengan waktu yang sangat singkat hanya dua hingga tiga hari saja.
Namun, omzet yang didapatkan bisa mencapai Rp 1,5 juta per harinya.
"Bunga sedap malam harganya Rp 13.000 per tangkai, kelopak mawar Rp 15.000 sebungkus. Ada juga air mawar saya jual Rp 5.000," tutur Ayu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News