GenPI.co - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) siap mendukung pengembangan ekosistem komoditas pertanian, yakni cabai merah melalui koperasi di Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengapresiasi komitmen pemda dalam pengembangan komoditas pertanian.
Menurut dia, pemda tidak akan ragu mengeluarkan APBD untuk membangun pabrik apabila bisnis sudah matching dan ekosistemnya berjalan.
“Istilahnya factory sharing. Jadi, dia akan berjalan (ekosistem)," ujar Supomo saat menerima audiensi Bupati Kabupaten Batu Bara Zahir bersama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Batu Bara Arif Hanafiah di Kantor LPDB-KUMKM, Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Supomo menjelaskan, Pemkab Batu Bara bisa mendukung ekosistem komoditas cabai dengan mengucurkan dana APBD untuk pembangunan pabrik pengolahan cabai.
Di sisi lain, LPDB-KUMKM bisa masuk ke kebutuhan modal kerja dari koperasi yang menaungi para petani-petani cabai.
"LPDB-KUMKM akan masuk untuk working capital-nya atau modal kerja. Memang yang terjadi di Kabupaten Batu Bara ini supply chain-nya bagus, tetapi di hilirnya ini belum bagus," kata Supomo.
Supomo menegaskan, dalam memberikan pembiayaan dana bergulir, LPDB-KUMKM harus memastikan pembiayaan tersebut sesuai prinsip Trisukses LPDB, yakni tepat penyaluran, tepat pengembalian, dan tepat pemanfaatan.
"Kami dalam memberikan pembiayaan harus ada analisis bisnisnya yang jelas dan lengkap, mulai tahap produksi, offtaker-nya, hingga para pengurus koperasinya. Jadi, kami jelas untuk memberikan pembiayaan ini. Ayo kita kolaborasikan bersama," tegasnya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Batu Bara Zahir menjelaskan saat ini Kabupaten Batu Bara merupakan wilayah sentra produksi cabai merah terbesar di Provinsi Sumatera Utara, setelah Kabupaten Karo.
"Kami bangun klaster bersama cabai merah karena ini pengaruh utama terhadap inflasi. Saat ini saya ke LPDB-KUMKM mengharapkan koperasi di wilayah kami bisa mendapatkan permodalan dari LPDB-KUMKM," kata Zahir.
Menurutnya, selain untuk pengendalian laju inflasi, pengembangan factory sharing juga dalam rangka membebaskan para petani cabai dari jeratan para tengkulak.
Selama ini tengkulak cenderung dominan memainkan harga cabai saat panen raya dan juga memberikan permodalan dengan bunga yang tinggi.
"Kami butuh pendampingan dari sisi pembelinya atau market-nya dari LPDB-KUMKM. Ketika semua sudah inline dari hulu ke hilir, LPDB-KUMKM bisa masuk memberikan pembiayaan kepada koperasinya," jelas Zahir.
Zahir berharap audiensi dengan LPDB-KUMKM akan memberikan sinergi program komoditas pertanian yang lebih baik dan berkembang.
"Kami berharap pembinaan terhadap pencari buyer. Jadi, nanti ditemukan siapa offtaker-nya, kami punya jenis produk pertanian, yakni cabai merah. Kami minta pendampingan dari LPDB-KUMKM untuk mencari offtaker-nya sehingga nanti tidak hanya untuk Kabupaten Batu Bara, tetapi juga di Provinsi Sumatera Utara,” tutur Zahir. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News