GenPI.co - Pemerintah diwanti-wanti soal potensi krisis air di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara.
Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Unair Nurina Fitriani menuturkan krisis air bakal terjadi jika wilayah IKN tidak dikelola dengan tepat.
Dia melihat kondisi geografis wilayah IKN mayoritas tanahnya merupakan lahan gambut.
Selain itu, industri ekstraktif banyak bercokol di wilayah IKN sehingga sumber air menjadi tak layak konsumsi.
Oleh karena itu, pembangunan IKN harus tetap memprioritaskan tiga konsep sesuai undang-undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022, yaitu kota hutan, kota spons, dan kota cerdas.
"Karena solusi permasalahan air ini ada pada dua dari tiga konsep pengembangan IKN, yakni kota hutan dan kota spons," ujarnya.
Dia membeberkan sumber cadangan air tanah berasal dari hutan. Saat ini, wilayah IKN 80 persennya merupakan kawasan hutan sehingga ekosistemnya harus tetap terjaga.
Dengan adanya hutan, kawasan dapat menyimpan dan menyaring serta membersihkan air.
"Biarkan tetap alami dan terjaga, jangan dibakat kemudian dialihfungsikan untuk hutan sawit," ucapnya.
Saat ini, curah hujan tahunan di wilayah cukup tinggi, yaitu 2.223 milimeter.
Hal ini juga ditunjang dengan ketersediaan air permukaan, baik itu sungai, embung maupun waduk.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News