Desa Tanggap Bencana Rawat Kearifan Lokal dan Sains, Kata Ganjar

27 April 2022 11:45

GenPI.co - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai desa tanggap bencana yang ideal di Jawa Tengah harus menggabungkan kearifan lokal dengan sains.

Pasalnya, masyarakat di sekitar areal yang rawan bencana sebenarnya sangat paham dengan kondisi alam tempat mereka tinggal.

"Tinggal data sains ini kita gabungkan, kolaborasi, sehingga mereka bisa berjalan," kata Ganjar dikutip dari Antara, Rabu (27/4).

BACA JUGA:  Warga Sumut Ingin Ganjar Jadi Presiden, Ternyata Ini Alasannya

Selain dua hal itu, Ganjar juga menyebut jika latihan atau simulasi kebencanaan juga harus dilakukan untuk menguatkan respons masyarakat apabila terjadi bencana alam.

Menurut orang nomor satu di Jateng itu, kearifan lokal masyarakat memiliki kekuatan dalam membaca tanda-tanda bencana dan apa yang harus dilakukan.

BACA JUGA:  Akun YouTube-nya Diretas, Ganjar Pranowo Berikan Peringatan

Kearifan lokal juga berupa sistem tanda peringatan yang disampaikan dengan cara yang beragam, seperti bunyi kentongan.

Ganjar mencontohkan, di sekitar lereng Gunung Merapi masyarakat telah hidup ratusan tahun dengan potensi ancaman erupsi yang datang sewaktu-waktu.

BACA JUGA:  Soal Perusakan Tembok Keraton Kartasura, Ganjar: Jadi Peringatan

Namun, mereka memiliki cara sendiri untuk mengetahui bencana akan terjadi.

Lalu, data sains yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan itu harus diinformasikan secara terus-menerus agar masyarakat dapat siaga dan cepat merespons bencana.

"Info BMKG menjadi penting untuk harian sebagai data sains untuk kita ambil keputusan, tapi sisi lain kepala BNPB juga sudah memerintahkan masyarakatnya latihan untuk melatih respons terhadap bencana secara cepat," ujarnya.

Ide lain yang menurut Ganjar brilian dalam membangun kesiapsiagaan bencana adalah praktik desa kembar tangguh bencana di Kabupaten Magelang.

Program tersebut saat ini sedang coba direplikasi di tempat-tempat lain dengan tujuan agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan seandainya terjadi bencana.

"Mungkin masyarakat tidak perlu di tempat pengungsian, mungkin mereka bisa langsung berhubungan dengan masyarakat yang menjadi mitranya, kembarannya. Itu ide yang menurut saya brilian," kata Ganjar. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co