Rayakan Perbedaan, Munir Antar Istri Salat Id dengan Jemaah Aboge

04 Mei 2022 11:14

GenPI.co - Munir tampak siap merayakan Idulfitri 1443 Hijriah. Dia memakai baju koko lengan pendek berwarna putih dan kopiah dengan warna senada.

Walakin, dia hanya duduk di sebuah warung dekat Masjid Saka Tunggal Cikakak.

Dia tak ikut salat Idulfitri di masjid penganut Islam berpenanggalan Alif Rebo Wage (Aboge) tersebut.

BACA JUGA:  Bertema Keluarga, 3 Rekomendasi Film Indonesia Spesial Idulfitri

Munir sudah salat Idulfitri lebih dulu karena ikut keputusan pemerintah (2/5), sedangkan Istrinya, Hadiyem, tidak.

Pagi-pagi, dia hanya mengantar kekasih hatinya itu melakukan salat Idulfitri.

BACA JUGA:  Jemaah Aboge Probolinggo Baru Hari Ini Idul Fitri

"Istri saya asli sini dan masih penganut Aboge. Kalau saya lahir di Jember, sekarang menetap di sini bersama istri," ucap Munir kepada GenPI.co, Rabu (4/5).

Munir sehari-hari bekerja sebagai ahli gigi. Di tanah rantau ini, dia bertemu dengan istrinya sekarang.

BACA JUGA:  Jemaah Aboge di Cikakak Banyumas Baru Lebaran Hari Ini

Meski berbeda aliran, cinta menyatukan mereka.

Munir sama sekali tak mempermasalahkan perbedaan tersebut, begitu pula istrinya.

"Wong itu turun temurun. Saling menghargai saja. Masjid Saka Tunggal itu setua masjid di Demak. Islam tulen," tuturnya.

Munir betul-betul menghormati istrinya pun ajaran yang dianutnya.

Dia memakai pakaian yang sama seperti orang yang akan melakukan salat Idulfitri.

Tepat pukul 05.30 WIB, dia dan istri sampai di Masjid Saka Tunggal.

Istrinya langsung masuk ke masjid dan dia menunggu di luar, tepatnya di warung sebelah masjid.

"Anak ada juga yang salat di sini, ikut Aboge juga," katanya.

Sekitar pukul 06.45 WIB, terdengar bunyi beduk. Itu adalah tanda salat Idulfitri telah selesai.

Jemaah lantas keluar dari masjid dan mulai berbaris rapi.

Para sesepuh berdiri di depan masjid, lalu satu per satu disalami jemaah Aboge.

Hari itu tawa, bahagia, dan haru, merekah di masjid mungil di lembah perbukitan daerah Wangon tersebut.

Semua bersukacita merayakan datangnya Hari Kemenangan.

Usai bersalaman dengan jemaah masjid, Hadiyem melangkahkan kakinya menuju suaminya yang masih setia menunggu di warung.

Hari itu mereka merayakan Hari Kemenangan sekaligus cinta dua manusia yang tak gugur karena perbedaan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ranto Rajagukguk Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co