GenPI.co - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta Kementerian Perindustrian untuk mengumumkan produsen minyak goreng nakal yang tidak memenuhi target produksi.
Mulyanto menyebut produsen minyak goreng yang "mbalelo" itu layak diberi sanksi agar persoalan ini dapat teratasi sebab pasokan bahan baku melimpah, produksi minyak goreng masih langka, dan menyebabkan harga di pasaran masih tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET).
Dia menilai pengumuman itu penting agar publik tahu persis masalah sebenarnya dari persoalan kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng curah di pasaran.
"Saya masih meyakini, permasalahannya bukan hanya di tingkat distributor, tetapi yang utama adalah di tingkat produsen," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/5/2022).
Laporan Kemenperin, imbuhnya, menunjukkan bahwa jumlah produksi minyak goreng masih jauh di bawah angka kebutuhan harian yakni 8 ribu ton per hari.
Dia mengatakan kebijakan pelarangan ekspor CPO membuat persediaan bahan baku untuk minyak goreng domestik akan berlimpah.
"Bila kenyataannya masih langka maka patut diduga bahan baku tersebut tidak diolah menjadi minyak goreng tetapi hanya disimpan di tangki stok," tuturnya.
Kalau produsen tidak berkomitmen untuk memproduksi minyak goreng curah sesuai target kuota, kebijakan pemerintah tetap tidak akan efektif.
Mulyanto pun mendesak Menperin untuk mengumumkan nama-nama produsen minyak goreng curah yang nakal tersebut dan memberi sanksi tegas.
Dia memunta negara jangan mau dipermainkan segelintir pengusaha nakal dan mengorbankan pengusaha yang patuh.
"Pemerintah agar terbuka soal ini. Karena masyarakat pun dapat memberi sanksi sosial kepada produsen nakal tersebut dengan tidak membeli produk mereka lainnya," jelasnya. (antara)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News