GenPI.co - Pemilik Ontel Kota Tua Sarnen mengungkapkan kehidupannya yang sangat terpuruk selama dua tahun belakangan akibat krisis pandemi Covid-19.
Ia menceritakan, pada saat itu kawasan Kota Tua harus ditutup dan sama sekali tak ada pengunjung yang datang, sehingga tidak ada yang menyewa ontelnya.
Sarnen mau tak mau harus banting setir untuk mendapatkan uang demi keluarganya.
Dia sampai harus bekerja menjadi kuli bangunan di proyek perumahan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
"Saya menjadi kuli bangunan bayarannya cuma Rp80 ribu per hari," ucap dia kepada GenPI.co di halaman Museum Fatahillah, Jakarta Utara, Rabu (11/5).
Sarnen menyebut saat itu keluarganya hanya makan dengan garam atau telur.
"Telur juga satu dibagi dua sama istri," ungkap pria 50 tahun itu.
Bahkan, Sarnen mengaku sampai menjual kulkas kepunyaannya yang ada di kontrakan untuk menutupi kebutuhan ekonomi.
Dia juga sampai menjual 5 sepeda ontel kepunyaannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Jadi, tinggal punya dua saja sekarang. Teman yang lain juga sama kondisinya, enggak berbeda jauh," tuturnya.
Sarnen juga menceritakan keluarganya hanya bisa menangisi keadaan saat lebaran dua tahun belakangan.
"Ketupat saja kami tidak bisa membeli, yang penting bertahan hidup," ujarnya.
Ia berharap pandemi Covid-19 cepat berakhir sehingga kehidupannya bisa kembali seperti sedia kala. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News