GenPI.co - Epidemiolog Dicky Budiman meminta agar nama Vaksin Nusantara diganti.
Sebab, vaksin Covid-19 yang dicetuskan oleh dokter Terawan Agus Putranto tersebut menggunakan metode sel dendritik yang bukan buatan Indonesia.
"Saya melihat begini ya, perlu mengubah namanya karena menjadi miss leading, miss interpretasi. Seakan-akan dari Nusantara,” ucap Dicky kepada GenPI.co, Senin (30/5).
Dia juga menjelaskan sudah ada banyak pihak yang melakukan review terhadap vaksin sel dendritik.
Maka dari itu, Dicky menyebut Indonesia bukanlah pionir dalam vaksin sel dendritik.
“Valsin sel dendritik sudah ada sebelumnya, tetapi dengan melihat bagaimana potensi dari vaksinasi ini untuk Covid-19,” ucapnya.
Kendati demikian, Dicky menilai Vaksin Nusantara yang terbuat dari sel dendritik memiliki potensi yang cukup besar.
Namun, ia menyebut beberapa kendala seperti tuntutan sumber daya manusia (SDM) dan masalah dana.
“Sel dendritik memang mempunyai potensi sebagai vaksin, tetapi sebagaimana yang disampaikan dalam review, ada satu masalah yaitu ongkos yang besar,” kata Dicky.
Ia pun kembali menekankan pentingnya untuk mengubah nama Vaksin Nusantara.
Pasalnya, nama Vaksin Nusantara sendiri telah dipublikan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di sejumlah jurnal internasional.
"Sekali lagi ini langkah bagus. Ini vaksin sel dendritik, bukan vaksin Nusantara,” pungkas Dicky. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News