GenPI.co – Pemerintah telah mengumumkan ibu kota negara akan pindah ke Kalimantan Timur, lokasinya sebagian di Penajam Paser Utara dan sebagian lainnya masuk wilayah Kutai Kartanegara.
Disebutkan, salah satu pertimbangannya dalam memilih lokasi ibu kota baru yaitu harus memiliki risiko yang minim akan bencana gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir, longsor, maupun kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga:
Sah, Ibu Kota Negara Berlokasi di Kalimantan Timur
Ini Alasan Jokowi Pindahkan Ibu Kota
Namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa Kalimantan tidak sepenuhnya terbebas dari gempa.
Dikutip dalam akun media sosial Twitter @humasbmkg mengatakan di Pulau Kalimantan bahkan terdapat 3 sesar yakni sesar Maratua, sesar Mangkalihat, sesar Paternoster.
Sesar Paternoster merupakan sesar tersier yang berusia lebih dari 30 juta tahun, sesar ini memiliki tingkat keaktifan yang sangat minim.
Meski memiliki 3 sesar, berdasarkan kajian dari BMKG, wilayah Kalimantan juga memiliki tingkat kerawanan gempa bumi yang lebih aman dibandingkan Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa.
Hal ini berdasarkan sejumlah fakta, pertama, wilayah Pulau Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.
Kedua, wilayah Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust). Ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya sudah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang sudah tidak aktif lagi dalam memicu gempa.
Unggahan BMKG di Instagram yang mengatakan aktivitas gempa di Kalimantan rendah (sumber: SC IG @infobmkg)
Tonton Video viral berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News