Ada Opini Cuaca Ekstrem dan Gempa Bumi di Sulut, BMKG Buka Suara

21 Juni 2022 23:35

GenPI.co - Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto membantah adanya opini cuaca ekstrem maupun gempa bumi yang menyebabkan bencana Pantai Amurang Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.

Berdasarkan Analisis Tim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disebutkan penyebab bencana tersebut adalah faktor lain.

"Bencana yang terjadi di Pantai Amurang itu bukan karena cuaca ekstrem, iklim ekstrem, atau aktivitas kegempaan. Namun, disebabkan oleh faktor yang lain," ucap Guswanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (21/6/2022).

BACA JUGA:  Gawat, BMKG Beri Peringatan Bahaya di Indonesia, Ini Daerahnya

Sementara, bencana Minahasa Selatan terkait jembatan ambrol dan amblasnya sejumlah rumah di area Pantai Amurang akan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan berbagai pakar dan kementerian atau lembaga terkait.

Dia mermeinci, pada saat terjadinya bencana tersebut berlangsung pada 14 Juni, curah hujan tercatat pada angka 5 mm di UPTD Tumpaan dan 3 mm di Amurang Timur dalam Kategori Hujan Ringan yang diperkuat data citra radar cuaca dan satelit cuaca pukul 13.30-14.00 WITA.

BACA JUGA:  BMKG Bunyikan Alarm Bahaya di Jakarta, Warga Harap Waspadalah!

Kemudian dari sisi kegempaan, tidak ada aktivitas gempa bumi di sekitar Pantai Amurang memicu terjadinya bencana ambrolnya jembatan dan amblasnya beberapa rumah.

Slain itu, dari aspek tinggi gelombang tergolong kategori rendah yaitu berdasarkan Prakiraan tinggi Gelombang oleh BMKG tanggal 14 Juni 2022 sekitar 0,75 m.

BACA JUGA:  BMKG Kirim Alarm Bahaya di Kota Besar Indonesia, Ini Daerahnya

Guswanto menerangkan BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lembaga lintas sektor dan pakar lintas disiplin terus mengkaji secara mendalam penyebab bencana di Pantai Amurang, Minahasa Selatan.

"Kepala BNPB sudah menyampaikan akan meneliti lebih lanjut bersama para pakar untuk investigasi," kata dia.

Dia menambahkan saat ini di kawasan Pantai Amurang sedang dalam status tanggap darurat.

Sebab, terdapat kekhawatiran masyarakat atas pergerakan tanah yang dapat membahayakan warga.

Semasa tanggap darurat, BMKG berupaya memberi ketenangan bagi masyarakat dengan memasang sejumlah alat portabel, baik AWS Portabel dan Seismograf Portabel.

Alat taktis tersebut berfungsi mengamati cuaca dan aktivitas seismik secara lokal.

"Baik AWS Portabel dan Seismograf Portabel digunakan untuk masa tanggap darurat, bersifat lokal untuk menenangkan masyarakat yang masih khawatir terkait pemantauan bila ada tanah bergerak," tuturnya.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co