GenPI.co - Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menyebut terlalu sulit melakukan blacklist penumpang yang melakukan pelecehan di Commuter Line.
Dia menyebut blacklist penumpang KRL sulit dilakukan lantaran tak bisa memblok kartu yang dimiliki para pengguna jasa transportasi umum itu.
"Kalau blacklist (penumpang KRL, red) agak susah, ya. Habisnya itu enggak tahu, deh," kata Andy Yentriyani saat ditemui GenPI.co di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (24/6/2022).
Kendati demikian, dia tidak menampik kalau KRL masih sering memberikan pengumuman bagi penumpang baik di dalam gerbong maupun di peron supaya lebih berhati-hati akan kejadian tak senonoh itu.
"Saya mengetahui ini dan mengkonfirmasi juga kepada rekan-rekan yang menggunakan, yah. Jadi, bukan hanya informasi sepihak dari KAI-nya saja," sambungnya.
Menurutnya, saat ini petugas-petugas KRL mulai bersigap jika ada laporan dari penumpang dan langsung membantu korban dalam melaporkan pelaku.
"Tampaknya memang sudah ada kesiapan, lah, dari petugas-petugas di peron. Jika ada laporan itu, mereka akan membantu korban untuk membuat pelaporannya," jelas Yentriyani.
Hal tersebut didukung pula dengan adanya CCTV yang tersedia di setiap gerbong atau peron untuk memantau pergerakan para penumpang.
Sehingga lebih memudahkan para petugas untuk mengidentifikasi pelaku pelecehan bila terjadi.
"Menggunakan CCTV, yah, di dalam gerbong maupun di stasiun, gitu, sehingga akan memudahkan untuk identifikasi pelaku pelecehan," imbuh Yentriyani. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News