Memasuki Musim Kemarau Basah, BMKG Minta Warga Waspada

05 Juli 2022 12:20

GenPI.co - Pancaroba menuju kemarau sudah mulai terasa memasuki awal Juli meski pada kemarau tahun ini curah hujan di Kota Bandung masih tetap signifikan. Fenomena ini disebut kemarau basah.

Staf data dan informasi Bandan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Kota Bandung Yuni Yulianti menjelaskan kemarau basah ditandai dengan dominannya tiupan angin muson Australia atau angin muson timur.

Kemudian, posisi matahari pun sudah mulai bergerak ke arah utara.

BACA JUGA:  Persib Bandung Akhirnya Dijatuhi Sanksi, Pasti Bakal Rugi Besar

"Suhu di pagi hari sudah mulai dingin di antara 17,4-19 derajat Celcius diakibatkan dari angin tersebut yang membawa masa udara yang kering dan dingin. Tapi, siangnya cukup terik antara 29-30 derajat Celcius," jelas Yuni di Bandung, Senin (4/7/2022).

Selain itu, tutupan awan sudah mulai berkurang, sehingga panas matahari akan lebih cepat dilepaskan. 

BACA JUGA:  Persib Bandung Terancam Dihukum karena Flare, Ini Kata Eko Maung

"Suhu permukaan lautnya masih cukup hangat, sehingga masih menyuplai uap air yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan awan-awan hujan. Di sore menjelang malam pada sebagian wilayah Jawa Barat termasuk di Kota Bandung kerap terjadi hujan walau sudah masuk kemarau," ungkapnya.

Meski masih signifikan, berdasarkan perhitungan BMKG, selama dasarian atau 10 hari berturut-turut terakhir, curah hujan sudah mulai kurang dari 50 mm, sehingga telah dikategorikan memasuki awal musim kemarau.

BACA JUGA:  Jalan Braga Bandung Jadi Tempat Fotografer Berburu Momen

Dia menambahkan, terjadi variabilitas musim atau pergeseran musim yang mengakibatkan waktu dan durasi cuaca mulai berganti.

Dulu, pada April-September biasanya sudah masuk pada kategori musim kemarau. Lalu, Oktober-Maret memasuki musim hujan.

"Tapi, ke depan ini sudah mulai mengalami pergeseran musim. Tentu terkait dengan banyak faktor ya, seperti banyak terbentuknya pusat tekanan rendah, terbentuknya sirkulasi siklonik," jelasnya.

Selain itu, ada pemanasan global yang memengaruhi cuaca atau iklim secara keseluruhan.

Pada musim pancaroba ini, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. Selain potensi hujan yang masih ada, potensi bencana hidrometeorologi juga bisa terjadi terkait dengan perubahan suhu yang cukup signifikan.

"Tiupan angin juga cukup kencang, antara 7-20 km per jam. Dampak terhadap kesehatan juga perlu diwaspadai di masa pancaroba ini," tuturnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co