Mbah Mijan Sebut Permainan Layangan Bisa Menjadi Gaya Hidup

06 Juli 2022 10:50

GenPI.co - Turnamen Layangan Aduan yang digelar Joksyn di tiga kota rampung. Gelaran dalam rangka memeriahkan HUT Bhayangkara Ke-76 itu serentak diadakan di Jakarta, Malang dan Madiun Jawa Timur.

Turnamen Layangan bertajuk ‘Uji Nyali Joksyn’ diikuti 512 pemain layangan (pelayang), meliputi 64 di Jakarta, 64 Madiun dan 384 di Malang.

Owner Joksyn Moch Sjah Nur Hidajat menjelaskan turnamen layangan aduan bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar pelayang Indonesia.

BACA JUGA:  Menteri Hadi Tjahjanto Pasang Badan, Sikat Habis Mafia Tanah

“Hingga saat ini, pelayang Indonesia belum memiliki wadah resmi yang diakui pemerintah. Lewat turnamen ini kami jalin silaturahmi sebagai wadah awal,” terangnya di Jakarta, Selasa (5/7).

Selain untuk tujuan silaturahmi, lanjut Sjah Nur, Joksyn ingin menjadi bagian dalam pelestarian permainan layang-layang yang notabene adalah permainan tradisional asli Indonesia.

BACA JUGA:  Mahfud MD Soroti Kasus Dana Umat ACT, Isinya Tajam

“Jangan sampai permainan tradisional Indonesia justru menjadi besar di negara lain,” tandasnya.

Tak kalah penting, kata Sjah Nur, melalui turnamen layangan aduan pihaknya ingin menjaring bibit atlet layangan yang berprestasi dan memiliki dedikasi yang tinggi.

BACA JUGA:  Sri Mulyani Bawa Kabar Baik, Masyarakat Bisa Bernapas Lega

“Perlu diketahui, sudah banyak pelayang kita yang telah membawa nama harum Indonesia di turnamen layangan aduan dunia. Semangat dan prestasinya harus kita warisi,” tutupnya.

Sementara itu, turnamen layangan Joksyn sepenuhnya mendapatkan dukungan dari PT Agung Intiland, Yayasan Panggung Rawa Bambon, Laskar Ngawi dan Paranormal Mbah Mijan.

Menurut Mbah Mijan, permainan layangan di Indonesia sudah ada sejak nenek moyang bangsa ini.

“Dulu permainan layangan sangat sederhana, terbuat dari daun. Sudah ada sejak lama,” ucapnya.

Peramal yang membuka praktik di Apartemen Modern Land Cikokol Tangerang ini mengaku bangga jika permainan layangan dewasa ini sudah berkembang menjadi ajang kompetisi olahraga.

“Makanya, saya selalu support jika ada turnamen layangan,” jelas Mbah Mijan.

Di desa hingga pelosok perkotaan, ujar Mbah Mijan, layangan sudah digemari segala lapisan masyarakat, tanpa pandang usia.

“Ke depan, bisa saja permainan layangan ini justru menjadi gaya hidup. Terutama bagi mereka yang tidak saja ingin mengenang nostalgia masa kecil, namun lebih kepada olahraga yang menyehatkan,” pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co