GenPI.co - Refi Nurani Nurohmah mungkin tidak akan menyangka bisa menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).
Meskipun mampu meraih medali emas Olimpiade Nasional 2022, dara asal Gunungkidul itu memiliki kehidupan terbatas.
Satiran yang merupakan ayah Refi bekerja sebagai petani di lahan kecil miliknya.
Sebagian hasil lahan digunakan untuk makan sehari-hari, sedangkan sisanya dijual.
Satiran pun rela bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan keluarga bersama istrinya, Surminah.
Surminah terkadang membuat produk anyaman untuk dijual. Dia juga menerima pesanan keripik.
Mereka terkadang diminta mencabut rumput dan melakukan pekerjaan lain. Upahnya Rp 20 ribu.
“Paling banyak dibayar Rp 20 ribu untuk kerja setengah hari,” kata Refi sebagaimana dilansir laman resmi UGM, Minggu (7/8).
Refi pun harus membantu menjual keripik buatan ibunya kepada guru-gurunya ketika sekolah.
Keluarga Refi hidup dengan pendapatan Rp 200 ribu per bulan. Hal itulah yang membuat Refi enggan kuliah setelah lulus dari SMKN 1 Wonosari.
Namun, salah satu gurunya mendorong Refi mendaftar kuliah melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN).
Setelah melalui pertimbangan matang, Refi mengikuti saran gurunya. Usahanya berhasil.
Dia saat ini menjadi mahasiswa UGM Program Studi D4 Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, Sekolah Vokasi UGM.
Dara berjilbab itu pun dalam golongan penerima UKT 0. Dia pun kuliah gratis di UGM. Bagi Refi, kuliah adalah hal di luar pemikirannya.
“Saya tahunya kuliah biayanya banyak, terus saya mikir orang tua saya. Mereka sudah tua dan pekerjaan tidak menetap,” kata Refi.
Refi pun tinggal bersama saudara tirinya di Yogyakarta. Dia membantu saudaranya berjualan angkringan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News