Menpora Amali Harap Mahasiswa Jadi Pencipta Lapangan Kerja

07 Juli 2022 18:52

GenPI.co - Menpora Zainudin Amali secara resmi membuka kuliah kewirausahaan dan pengembangan pemuda yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bekerjasama dengan Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957 secara virtual, Kamis (7/7) pagi.

Kegiatan yang digelar secara hybrid mengangkat tema Membentuk Generasi Pengusaha di Perguruan Tinggi Melalui Ekosistem Kewirausahaan.

Amali mendorong para mahasiswa di perguruan tinggi menjadi wirausahawan sehingga setelah lulus dapat menciptakan lapangan kerja. Bukan malah sibuk mencari lapangan pekerjaan.

BACA JUGA:  Menpora Amali Hadiri Hari Bhayangkara di Semarang

“Pemerintah tentu berharap lulusan perguruan tinggi tidak menjadi job seeker atau pencari pekerjaan kesana kemari. Tetapi dia menjadi job creator, penyedia lapangan pekerjaan,” kata Menpora Amali.

Menurut Amali, Kemenpora sejak tahun 2020 memiliki lima program prioritas, salah satunya ialah Pemberdayaan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri dan berdaya saing serta menumbuhkan semangat kewirausahaan.

BACA JUGA:  Menpora Amali Dianugerahi Sabuk Hitam PBTI

Melalui program ini, setiap tahunnya Kemenpora bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia menggelar kegiatan kuliah kewirausahaan.

Untuk tahun ini, Kemenpora bekerjasama dengan 35 perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan sumber daya di instansi.

BACA JUGA:  Demi Kinerja Baik, Menpora Zainudin Amali Beri Saran Unik

“IBI Kosgoro 1957 menjadi salah satu dari pilihan Kemenpora masuk di dalam 35 perguruan tinggi yang ada,” ujarnya.

Amali menjelaskan, kegiatan ini dilakukan karena lapangan pekerjaan setiap tahun semakin sempit, tidak sebanding dengan banyaknya lulusan perguruan tinggi.

Baik perguruan tinggi negeri maupun swasta, lulusan dalam negeri maupun luar negeri ditambah lagi dengan lulusan Sekolah Menengah Atas dan SMK .

“Semakin tahun semakin banyak lulusan perguruan tinggi tetapi tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Itulah hal yang menjadi pemikiran utama pemerintah sehingga bagaimana mendorong para lulusan perguruan tinggi, lulusan sekolah, tidak hanya bergantung pada tersedianya lapangan pekerjaan. Tetapi mereka harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk dirinya maupun untuk lingkungan,” harapnya.

Amali menyebutkan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan baik di instansi pemerintah maupun instansi swasta, pilihan yang paling tepat adalah menciptakan para wirausahawan.

Semakin banyak lulusan perguruan tinggi yang masuk ke jalur wirausaha maka persentase wirausahawan Indonesia akan semakin hari semakin naik.

Sebab, saat ini data menunjukkan bahwa persentase masyarakat Indonesia yang bergerak di bidang wirausaha masih kecil bila dibandingkan dengan negara-negara lain.

Dibandingkan dengan Malaysia saja Indonesia persentase wirausaha Indonesia masih sangat kecil apalagi bila dibandingkan dengan Singapura, Jepang, Korea, Tiongkok Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya yang rata-rata sudah berada di angka 10 persen jumlah wirausahawannya.

“Padahal angka minimum yang harus kita capai untuk menjadi salah satu tolak ukur kemakmuran suatu masyarakat adalah minimal dari penduduk yaitu 5 persen yang bergerak di wirausaha, nah kita masih di bawah. Ini yang menjadi pekerjaan kita, bukan hanya menjadi pekerjaan pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab semua masyarakat. Khususnya perguruan tinggi. Itulah sebabnya kenapa kami memilih perguruan-perguruan tinggi yang menjadi tempat untuk melakukan kegiatan penumbuhan minat kewirausahaan,” jelasnya.

Amali mengingatkan bahwa untuk menjadi seorang wirausawahan tidak ada yang instan tapi harus dilalui melalu proses serta harus ditumbuhkan sejak dini, termasuk di bangku perkuliahan.

Dengan begitu, Kemenpora berfokus melakukan penumbuhan minat bagi mahasiswa setelah berminta baru kemudian difasilitasi bagi yang dianggap memiliki proposal dan keseriusan dalam berwirausaha.

“Harus berminat dulu, kalau tidak berminat mau difasilitasi apapun, mau diberi pendampingan apapun, pasti tidak akan jadi. Tapi kalau sudah ada minat maka insya Allah itu akan berproses. Jadi ini yang menjadi harapan kita. Nah setelah tumbuh minatnya kemudian tentu kita akan berikan pendampingan, kemudian kita berikan fasilitasi,” jelasnya.

Amali pun meminta para mahasiswa untuk serius mengikuti acara ini hingga selesai dan benar-benar memperhatikan materi-materi yang disampaikan para pembicara yang ahli dan berpengalaman di bidang kewirausahaan serta mulai berpikir dan menyiapkan proposal usaha apa yang akan dilakukan nantinya.

“Mudah-mudahan, saya berharap dari kegiatan ini akan lahir mahasiswa yang benar-benar berminat untuk masuk ke jalur wirausaha, tidak berpikir untuk setelah lulus kemudian membawa ijazah melamar ke sana kemari. Tetapi dia benar-benar sudah menyiapkan dirinya untuk menjadi wirausaha, karena masih sangat terbuka peluang untuk menjadi wirausaha apa saja apalagi sekarang sudah luar biasa perkembangan,” harapnya.

Dalam kesempatan ini, Rektor IBI Kosgoro 1957, Dr. Haswan Yunaz memuji program kewirausahaan pemuda yang dilakukan Kemenpora. Menurutnya, program ini sebagai wujud kepeduliannya terhadap pemuda Indonesia.

“Bapak menteri, kegiatan ini sangat baik dan kami berterimakasih atas kebijakan bapak menteri dan jajarannya telah memberikan kesempatan pada IBI Kosgoro 1957 ikut ke dalam program kuliah kewirausahaan ini,” ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co