Suka wisata religi atau hobi mengunjungi masjid megah? Melangkah ke Kabupaten Malang adalah pilihan tepat. Di daerah Turen, terdapat sebuah masjid megah yang diselimuti misteri. Namanya adalah Masjid Tiban.
Saking misterinya, tidak sedikit masyarakat yang menyebutnya sebagai Masjid Jin.
Memiliki gedung utama hingga 10 lantai, tempat wisata religi yang berlokasi di jalan KH Wahid Hasyim, Gang Anyar RT 27 Rw 06 Desa Sanarejo, Kecamatan Turen, setiap hari dikunjungi ribuan wisatawan.
"Mereka tak hanya datang dari daerah Jawa Timur, ada juga wisatawan dari luar Jawa. Bahkan, wisatawan dari Malaysia dan Brunei Darussalam kerap datang," ujar pengurus pondok pesantren tersebut Ustadz Iphoeng HD Purwanto, Minggu (25/2).
Ustadz Iphoeng mengungkapkan, Masjid Tiban ini dibangun oleh romo KH. Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam pada tahun 1976.
Masjid Tiban adalah sebagian bangunan Pondok Pesantren Syalafiyah Bihaaru Bahri’ Asali Fadlaairil Rahmah. Bangunan pondok tersebut memang tergolong unik, antik dan megah.
Bangunan yang berasitektur dengan gaya Timur Tengah ini berlantai 10. Hampir di setiap temboknya terdapat ukiran dan kaligrafi. Warna biru mendominasi bangunan.
Di sekeliling ponpes juga terdapat berbagai bangunan kecil seperti menara yang ada di setiap masjid. Di dalam masjid ini juga terdapat sebuah aquarium dan perpustakaan yang berisi buku-buku tentang Islam.
"Masjid ini mulai dibangun dari bawah tanah. Tepatnya di lantai tiga. Di situ terdapat sebuah tiang penyangga dari seluruh bangunan yang terbuat dari tanah liat. Satu tiang yang dibuat dari tanah liat itu yang menjadi roh atau kekuatan dari seluruh bangunan," ungkap pria yang akrab dipanggil Gus Ipung ini.
Lantai 1 sampai 4 digunakan sebagai tempat kegiatan para santri. Lantai 6 seperti ruang keluarga, sedangkan lantai 5,7,8 terdapat toko-toko kecil yang dikelola para santriwati. Toko-toko tersebut menjual berbagai macam makanan ringan yang dijual dengan harga murah. Selain itu ada juga barang-barang seperti pakaian, sarung, sajadah, jilbab, tasbih, dan lain sebagainya.
Meski gaya arsitekturnya tampak seperti bangunan Timur Tengah, nyatanya tak ada arsitek yang merancang Masjid Tiban. Dikatakan Gus Ipung, adalah KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh yang mendapatkan petunjuk membangun masjid ini lewat Salat Istikharah.
Masjid Tiban dibangun sedikit demi sedikit. Konsep yang diusung adalah ramah lingkungan. Masjid di lahan sekitar 6 hektar ini memang tak pernah berhenti proses pembangunannya.
Namun, Masjid Tiban bukanlah dibangun tentara jin. Masjid ini dibuat oleh para santri. Meski demikian, tak sedikit wisatawan yang penasaran dan akhirnya datang sendiri ke masjid ini
Untuk masuk ke masjid ini tidak di kenakan biaya apapun. Parkir kendaraan saja juga gratis. Hanya saja setiap pengunjung diminta untuk mengambil kartu masuk dan kartu keluarnya.
"Tujuan dari Romo Kiai Ahmad mendirikan ponpes ini tak lain untuk dikunjungi semua orang. Baik umat Islam maupun non Islam," pungkas Gus Ipung.
Masjid Tiban berada di daerah Turen. Yang tidak suka ribet, dari Malang bisa naik mobil carteran. Harganya sekitar Rp200 ribu-Rp300 ribu PP. Kalau mau yang lebih murah, angkutan umum adalah pilihannya.
Dari Malang, naik angkutan umum menuju Terminal Gadang. Kemudian, dilanjutkan cari bus besar rute Malang-Turen-Dampit. Bus besar ini biasanya berangkat setengah jam sekali. Kemudian naik ojek ke Masjid Tiban. Waktu tempuh dari Malang ke masjid Tiban kurang lebih dua jam.
Wisatawan pun tidak perlu khawatir mencari penginapan. Banyak pilihan tempat dengan aneka harga. Seperti penginapan Front One Boutique dan Trio Indah 2 yang menawarkan harga sekitar Rp300 ribu perkamar.
Ada juga Ijen Suite Resort & Convention yang membuka harga Rp500 ribu. Kalau mau yang lebih mewah, ada Jambuluwuk Batu Resort dengan harga kamar mencapai Rp.1 juta.
Tunggu apa lagi, segera buktikan keindahan dan misteri Masjid Jin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News