GenPI.co - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeklaim nantinya Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Jawa Barat, dapat mengolah sampah maksimal 3.000 ton per hari dan menjadi bahan bakar ramah lingkungan.
Hal itu disampaikan Anies saat meninjau pabrik Landfill Mining dan Refuse Derived Fuel (RDF) di TPST Bantar Gebang, pada Senin (10/10).
Seperti diketahui, Landfill Mining dan RDF merupakan fasilitas pengolahan sampah di Bantar Gebang yang diolah menjadi energi terbarukan pengganti batu bara.
"Jadi, secara bertahap nanti mengolah tumpukan sampah di Bantar Gebang menjadi RDF," ucap Anies di TPST Bantar Gebang di Jawa Barat, Senin (10/10).
Anies menerangkan TPST Bantar Gebang awalnya akan ditargetkan mengolah 1.000 ton sampah baru dan 1.000 ton sampah lama menjadi sekitar 700-750 ton RDF per hari.
Dia menyatakan nantinya tumpukan sampah di TPST Bantar Gebang perlahan dapat dikurangi secara bertahap melalui pengolahan tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan hasil pengolahan tersebut akan diserap dua pabrik semen, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI).
Adapun kedua perusahaan itu telah menandatangani MoU dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Asep menjelaskan Indocement mengaku siap membeli 550 ton per hari dan SBI sebesar 150 ton per hari.
"Soal harga jual RDF saat ini sedang dikaji DLH dan mempertimbangkan harga batu bara serta kualitas RDF," ujarnya.
Asep menerangkan proyek RDF sudah dibangun sejak Februari 2022.
Dia mengungkapkan pembangunan proyek itu sudah mencapai 83 persen saat ini.
"Mudah-mudahan November atau Desember bisa conditioning dan mulai running pada Januari 2023. Kami akan mulai menjual RDF itu pas Januari 2023 setelah fasilitas rampung," tuturnya.
Asep menyatakan fasilitas RDF menelan anggaran sekitar Rp 1 triliun menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari APBD DKI 2022.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News