Pengabdian Masyarakat, UI Dukung Desa Wanagiri Jadi Desa Ekowisata Mandiri

04 November 2022 15:30

GenPI.co - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia (UI) mendukung Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, untuk menjadi desa ekowisata mandiri.

Forum Tim Pengmas dengan warga dilakukan di Ruang Pertemuan Pondok Kawinaya, Desa Wanagiri, Jumat (28/10/2022).

Hadir dalam kegiatan tersebut Kabid Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Ni Luh Made Enny Widhiyati, Kepala Desa Wanagiri Made Suparanton, serta sejumlah perangkat dan komunitas di Desa Wanagiri.

BACA JUGA:  Aruna Luncurkan Kampung Wisata dan Budidaya A Lobster Farm di Bali

Perwakilan Tim Pengmas UI Adhe Pradipta menuturkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Wanagiri ditujukan untuk mempromosikan model pariwisata berkelanjutan.

Menurut Adhe, Desa Wanagiri memiliki potensi yang luar biasa, sehingga perlu model pariwisata berkelanjutan yang tak hanya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga kepedulian mereka terhadap lingkungan.

BACA JUGA:  Komunitas Land Cruiser Buleleng ikut Kembangkan Pariwisata

"Kami berharap pengabdian masyarakat ini bisa membuat model yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan melestarikan lingkungan alam setempat,” tuturnya di Desa Wanagiri, Jumat (28/10).

Adhe mengatakan bahwa ekowisata cocok dikembangkan di Desa Wanagiri karena kondisi alamnya masih asri. Desa wisata, kata Adhe, bila dikelola dengan baik mampu menjadi pemicu perkembangan ekonomi melalui berbagai bisnis turunan industri pariwisata.

BACA JUGA:  Unggul di 3 Bidang Ilmu, UI Jadi Universitas Terbaik di Indonesia

“Oleh sebab itu, pengelolaan wisata sebaiknya diarahkan pada daya tarik wisata berbasis alam, sehingga mampu mempromosikan perekonomian yang selaras dengan pelestarian lingkungan,” paparnya.

Senada dengan Adhe, Kabid Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Ni Luh Made Enny Widhiyati mengatakan bahwa Kabupaten Buleleng memiliki 75 desa wisata sesuai dengan Surat Keputusan No. 430/86/HK/2022 tertanggal 3 Januari 2022 tentang Tim Pelaksana Kegiatan Pengembangan Desa Wisata.

Menurut Enny, jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan SK Bupati Buleleng terkait hal sama yang diteken pada 2017 yang hanya berjumlah 31 desa wisata.

"Melihat kondisi eksisting dan perkembangan desa-desa di Kabupaten Buleleng, ternyata mereka memiliki banyak potensi, sehingga ditetapkan menjadi 75 desa wisata. Namun, tidak menutup kemungkinan di tahun depan jumlah desa wisata di Kabupaten Buleleng bertambah ," ujarnya.

Enny menilai Desa Wanagiri memiliki potensi wisata yang luar biasa. Selain itu, Desa Wanagiri memiliki daya tarik wisata (DTW) yang telah ditetapkan pada Peraturan Bupati Buleleng Nomor 51 Tahun 2017.

Lebih lanjut, Enny menjelaskan bahwa sebagian DTW di Desa Wanagiri berada di bawah kewenangan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Pasalnya, wilayah-wilayah di Desa Wanagiri masuk dalam bagian wilayah yang termasuk konservasi alam.

“Perbup ini belum kita update, tetapi rencananya nanti ini akan kami update pada 2023 sesuai dengan SOP yang berlaku,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Desa Wanagiri Made Suparanton memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi pihaknya dalam mewujudkan Desa Wanagiri sebagai desa wisata.

Made mengaku desanya belum bisa memenuhi salah satu syarat penetapan desa wisata karena belum melengkapi data di Jaringan Desa Wisata (Jadesta). Selain itu, kata Made, pandemi covid-19 juga mengakibatkan pengembangan Desa Wanagiri sebagai desa wisata terhambat.

"Beberapa fasilitas dan alat harus terpaksa kami jual karena untuk memenuhi kebutuhan warga kami. Selain itu, semua yang kami lakukan hingga saat ini dilakukan secara otodidak. Sebab, tak semua SDM kami berasal dari lulusan pariwisata dan kebanyakan lulusan sarjana kami bekerja di daerah lain," paparnya.

Oleh karena itu, Made meminta bantuan kepada otoritas terkait untuk membantu desanya untuk berkembang menjadi desa wisata mandiri.

Pasalnya, Made menilai Desa Wanagiri memiliki potensi besar untuk menjadi desa wisata mandiri yang menjunjung tinggi ekowisata, mulai dari wisata budaya, tourism healing, hingga wisata alam.

“Kami saat ini ada penglukatan (self-purification/penyucian diri), yoga, tracking, dan wisata swafoto. Saat ini juga sudah ada tiga air terjun, yaitu Banyumala, Pucakmanik, Banyu Wana Amertha. Sangat luar biasa potensi yang kami kembangkan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Made mengatakan bahwa digitalisasi saat ini banyak membantu pihaknya untuk mengembangkan Desa Wanagiri sebagai desa wisata.

Sayangnya, hal itu pun belum memberikan hasil yang maksimal. Made pun berharap kehadiran Universitas Indonesia di sini bisa membantu kendala kami, termasuk dalam promosi destinasi wisata di Desa Wanagiri.

“Selain itu, memberi bantuan informasi perihal bagaimana kami bisa melakukan ini dengan hasil yang juga bisa dinikmati generasi kami selanjutnya. Sebab, ada persaingan pasar yang sulit, tetapi kami punya potensi yang luar biasa,” paparnya.

Tim Pengmas UI Desa Wanagiri berasal dari Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) yang diketuai Dr Herdis Herdiansyah. Kegiatan ini dibiayai oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia.

Sebagai upaya untuk memastikan kegiatan bisa memberikan manfaat secara berkelanjutan, Tim Pengmas UI Desa akan menerbitkan Modul Pengembangan Ekowisata Desa Wanagiri yang bisa menjadi informasi dan edukasi perihal model pengembangan selanjutnya untuk pengembangan ekowisata maupun pengolahan kopi berkelanjutan.

Desa Wanagiri, yang terletak di tengah Pulau Bali, adalah salah satu desa yang memiliki potensi luar biasa sebagai Desa Wisata dengan keindahan bentang alam dan produk kopi khas lokal. Keunikan desa Wanagiri adalah konsep penanaman kopi di tengah hutan desa yang menjadi hutan konservasi.

Lokasi desa yang terletak 1.220 meter di atas permukaan air laut sangat cocok untuk tanaman kopi. Dengan total luas desa 15,74 km2, desa ini merupakan desa adat yang dihuni oleh sekitar 3.943 jiwa dan tersebar pada tiga banjar.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co