GenPI.co - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Host B20 bersama dengan Packard Foundation menyelenggarakan diskusi seputar peluang Regenerative Forestry Business di Forum Tri Hita Karana yang merupakan bagian dari acara G20 di Bali.
Adapun event tersebut bertajuk 'Regeneratif Alam, Pangan, dan Bisnis Kehutanan'.
Event tersebut menampilkan presentasi seputar peluang bisnis baru yang dapat diinvestasikan di sektor bidang kehutanan.
Acara tersebut dihadiri oleh para perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Korporasi, Pembuat Kebijakan/Pemerintah, Filantropi, Investor, Akademisi, dan LSM.
Sejak kebijakan Multiusaha Kehutanan diluncurkan, bisnis kehutanan Indonesia memiliki peluang untuk melakukan diversifikasi usaha dan bergerak lebih leluasa tak hanya bisnis berbasis kayu.
Hal itu juga menandai transformasi di sektor kehutanan Indonesia yang mana akan memberikan kontribusi lebih lanjut terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan, termasuk target Indonesia terkait FOLU Net Sink pada 2030.
Terkait kebijakan tersebut, KADIN Indonesia sendiri telah meluncurkan Regenerative Forest Business Hub (RFBSH) pada April 2022.
Program tersebut dilakukan KADIN Indonesia bersama Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Kementerian Indonesia Lingkungan dan Kehutanan.
Hal itu bertujuan untuk memfasilitasi perusahaan untuk mengimplementasikan multiusaha kehutanan.
Program ini diharapkan memungkinkan peningkatan kapasitas perusahaan untuk menjadi siap dan mengambil tindakan segera melaksanakan berbagai usaha kehutanan.
Wakil Ketua Umum APHI Bidang Kelestarian Produksi Hutan Soewarso memercayai Regeneratif Forest Business merupakan sektor baru yang dapat diinvestasikan dalam ekonomi hutan.
"Program tersebut berfokus pada keberlanjutan dan secara aktif memperbaharui lahan sektor kehutanan," ucap Soewarso, Rabu (16/11).
Soewarso menerangkan bisnis regeneratif berkaitan dengan masa depan yang mana pengusaha hutan akan melihat bisnis regeneratif bukan hanya mengedepankan keuntungan, melainkan untuk tujuan sosial dan lingkungan.
Adapun penelitian telah dilakukan untuk mempelajari peluang bisnis di bidang kehutanan regeneratif.
Business Specialist dari Lembaga Ekolabel Indonesia Syaiful Bachri menyebut Indonesia memiliki potensi 20 juta hektar lahan untuk bisnis regeneratif hutan.
Dia mengatakan kontribusi sektor kehutanan regeneratif sebagian besar berasal dari komoditas agroforestri kopi, kakao, vanili, gula aren, dan minyak atsiri.
Dia menyebut peluang yang ada tentu akan menarik minat pemangku kepentingan.
"Paparan peluang kehutanan regeneratif dapat memotivasi pemangku kepentingan untuk berinvestasi dan mendukung inisiatif tersebut," kata dia.
Sementara itu, KADIN Indonesia mengundang lebih banyak perusahaan perintis untuk terlibat dan menerapkan Regenerative Forest Business.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News