BMKG Keluarkan Kabar Terbaru soal Gempa Susulan Cianjur, Tolong Perhatikan!

23 November 2022 07:50

GenPI.co - Pascagempa bumi magnitudo 5,6 yang terjadi di wilayah barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022), pukul 13.21 WIB, dipastikan terus menandakan kondisi kembali aman.

Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono dalam rapat dengan Komisi V DPR, di Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Menurutnya, penurunan frekuensi aktivitas gempa susulan di Cianjur, Jawa Barat, menandakan kondisi akan kembali aman.

BACA JUGA:  Gempa Cianjur, Jokowi Beri Bantuan Mulai Rp 10 Juta untuk Rekonstruksi Rumah

"Jadi memang terjadi peluruhan, itu sudah nyata, dan ini menjadi pertanda bahwa tidak lama lagi kondisi akan aman kembali," kata Daryono.

Sebelumnya, tercatat pada Selasa (22/11/2022) pukul 16.00 WIB, terjadi sebanyak 140 kali gempa susulan dengan frekuensi kejadian yang menurun.

BACA JUGA:  XL Percepat Pemulihan Jaringan dan Sediakan Akses Telepon Gratis Pascagempa Cianjur

Aktivitas magnitudo gempa susulan dari gempa utama magnitudo 5,6 Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) juga semakin melemah.

Rinciannya gempa susulan terbesar magnitudo 4,2 dan terkecil magnitudo 1,2.

BACA JUGA:  Update Terbaru: 268 Korban Meninggal Akibat Gempa Cianjur, 155 Orang Masih Hilang

"Jadi magnitudo 1,2 mampu kami analisis adalah prestasi gemilang BMKG di dalam memonitor gempa karena banyaknya alat yang kami pasang, dan kami bisa memberi informasi sedetil-detilnya terkait dengan aktivitas gempa yang terjadi," tuturnya.

BMKG juga menyebutkan berdasarkan analisis mekanisme sumbernya, gempa di Cianjur memiliki patahan geser ke kiri.

"Ini mirip dengan karakteristik sesar Cimandiri, sehingga ini diduga sesar atau patahan Cimandiri, dan itu benar karena memang ini berada di zona sistem sesar tersebut," jelasnya.

Bergeraknya sesar itu membuat robek tanah sekitar 20-30 kilometer di bawah permukaan tanah dan rekahannya mencapai 23 kilometer.

"Jadi memang ini akan memancarkan gelombang gempa yang sangat kuat tetapi dangkal," terang dia.

Kondisi itu juga membuat bangunan yang berada di episentrum gempa menjadi rusak.

Di sisi lain, kondisi tanah yang lunak turut memperparah guncangan.

Ditambah karena tanah lunak itu meresonansi getaran sehingga memperbesar guncangan itu, hingga akhirnya adanya kerusakan bangunan dan korban jiwa jatuh juga cukup banyak.

Dampak gempa lainnya menyebabkan lereng menjadi tidak stabil yang dapat berakibat longsor, apalagi bila terjadi hujan.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co