3 Fakta Film G30S/PKI yang Belum Terungkap ke Publik

29 September 2019 22:12

GenPI.co - Film bergenre dokudrama (dokumenter drama atau drama dokumenter) G30S/PKI tadi siang tayang di salah satu stasiun televisi swasta pukul 12.00 WIB. Menurut sejarah, film ini awalnya berjudul Sejarah Orde Baru (SOB). Film berdurasi lebih dari 200 menit itu menjadi film terlaris di Jakarta pada tahun 1984.

Naskah film ditulis oleh Arifin C Noer dan Nugroho Notosusanto serta diproduksi oleh PPFN (Pusat Produksi Film Negara). Bahkan film ini sempat diwajibkan untuk tayang setiap tanggal 30 September di satu-satunya stasiun televisi Indonesia saat itu, TVRI.

Baca juga :

Ade Irma Suryani, Korban Termuda Sejarah Kelam G30S/PKI

Pembunuhan Munir, Konspirasi Terbesar Indonesia Setelah G30S/PKI

Film Ditayang Stasiun TV,  Tagar G30S/PKI Trending di Twitter

Film tersebut akan mengingatkan kita pada peristiwa pembunuhan sejumlah jenderal TNI pada tanggal 30 September 1965, yang mengisahkan upaya percobaan kudeta yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kala film ini tayang di saat runtuhnya Orde Baru, langsung diadang oleh berbagai perbedaan. Terlepas dari kontroversi yang ada, berikut fakta film G30S/PKI yang dilansir oleh berbagai sumber.

1. Rilis Perdana Tahun 1984

Film ini tayang perdana pada tahun 1984. Para pembuatnya mengatakan film tersebut bergenre dokudrama atau drama dokumenter, bukan dokumenter asli.

Semua alur cerita diambil dari buku Tragedi Nasional Percobaan Kudeta G30S/PKI yang ditulis oleh sejarawan militer Nugroho Notosusanto.

Dalam tayangannya masih ada dokumentasi asli saat peristiwa, tetapi hanya sedikit. Oleh karena itu, ada banyak penambahan reka adegan pada jalan ceritanya. 

2. Biaya Produksi Termahal Pada Masanya

Dilansir dari laman Intisari pada tahun 2017, besarnya angka untuk memproduksi film tersebut yakni Rp 800 juta.

Bahkan pada tahun 2017 jumlahnya hampir 10 kali lipat nilai mata uang yang dikeluarkan untuk membuat sebuah film.

3. Tak Lagi Wajib Tayang Sejak Tahun 1998

Selama sejarah film itu ditayangkan menjadi sebuah keharusan setiap tanggal 30 September untuk tayang di satu-satunya saluran televisi di Indonesia, TVRI.

Namun, pada Oktober 1998, seiring dengan jatuhnya kekuasaan Presiden Soeharto pada Mei 1998, Menteri Pendidikan Juwono meminta kepada para sejarawan untuk meninjau kembali kurikulum pelajaran sejarah tingkat SMP dan SMA agar informasi siswa didik dapat berimbang dengan baik.

Ada beberapa film yang kiranya tidak sesuai dengan dinamika reformasi antara lain Pengkhianatan G30S/PKI, Janur Kuning, dan Serangan Fajar. Sejak saat itulah film G30S/PKI tidak lagi ditayangkan sebagai sebuah kewajiban.

Beberapa adegan dalam film menggambarkan DN Aidit merokok, yang dikatakan oleh anaknya Ilham Aidit, bahwa gambar ayahnya merokok tidaklah benar. Akan tetapi, Majalah Intisari keluaran Maret 1946 yang mewawancarai langsung dengan DN Aidit selama dua jam mengatakan sebaliknya. tokoh PKI tersebut banyak minum, merokok, dan menikmati secangkir kopi pahit.

Simak video menarik berikut:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co