Mendadak Dirjen GTK Kemendikbudristek Curhat Nasib Honorer, Sebut Menteri Nadiem Makarim

08 April 2023 09:00

GenPI.co - Direktur Jenderal Guru Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani mendadak curhat soal nasib honorer.

Menurut Dirjen Nunuk Suryani, setiap hari dirinya mengaku menerima minimal tiga ribuan WhatsApp dari guru honorer.

"Saking banyaknya, handphone saya sampai bermasalah," kata Nunuk Suryani kepada JPNN baru-baru ini.

BACA JUGA:  4 Manfaat Biji Selasih untuk Kesehatan, Bikin Kolesterol Rontok dan Gula Darah Terkendali

Dirjen Nunuk Suryani mengungkapkan, bahwa isi WhatsApp yang diterimanya bermacam-macam.

"Isi pesan honorer mulai dari ratapan dan tangisan hingga cacian," jelas Nunuk Suryani.

BACA JUGA:  Info Terkini Tahap Penetapan NIP PPPK Guru 2022, Siapkan 8 Dokumen Penting ini, Jangan Keliru!

Menurut Nunuk Suryani, dirinya bisa merasakan bagaimana galaunya guru honorer yang sangat berharap diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Nunuk Suryani sangat menginginkan tangisan guru honorer berganti menjadi senyuman.

BACA JUGA:  Honorer Urus 8 Dokumen Penting Penetapan NIP PPPK Guru 2022, Biaya Tembus Rp 500 Ribu

"Saya sangat memahami bagaimana nasib guru honorer itu," ungkap Nunuk Suryani.

"Oleh sebab itu, Menteri Nadiem Makarim membuat program 1 juta PPPK itu agar ada perubahan status dan peningkatan kesejahteraan guru," sambungnya.

Nunuk Suryani pun berharap para guru honorer untuk tetap bersabar dan berdoa.

"Berhentilah mencaci maki pemerintah, karena mereka tidak diam dan terus berusaha demi nasib guru honorer," beber Nunuk Suryani.

Menurut Nunuk Suryani, jika semua guru honorer sudah menjadi ASN PPPK, maka pemerintah tinggal melakukan perekrutan untuk lulus PPG (pendidikan profesi guru).

"Sebenarnya, tugas dirjen GTK tidak terlalu berat, tetapi karena menyangkut nasib jutaan guru honorer, beban morilnya bertambah," jelas Nunuk Suryani.

Pasalnya, menurut Nunuk Suryani, dirinya harus mengambil kebijakan yang seminimal mungkin menyakiti hati guru honorer.

Nunuk Suryani pun mengakui bahwa tidak bisa memuaskan semua guru honorer, karena ada banyak rambu-rambu yang harus jadi pijakannya.

"Sebenarnya, saya sedih ketika membaca banyak caci maki guru honorer. Andai mereka tahu bagaimana kami bekerja siang malam memikirkan nasib seluruh guru honorer, pasti tidak akan ada caci maki," kata Nunuk Suryani. (JPNN/GenPI.co)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co