GenPI.co - Seorang pegawai Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), berinisial LM menyebut guru sebagai penyumbang kerugian cukup besar.
Pernyataan tersebut diungkap melalui pesan WhatsApp kepada salah seorang guru yang memprotes aplikasi daftar hadir online.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Lombok Tengah Amir mengatakan akan tabayun untuk mengklarifikasi beberapa tuduhan oknum pegawai BKPP.
Pihaknya tidak memungkiri bahwa ada oknum guru yang korupsi waktu sebagaimana tuduhan.
"Ada, sih, oknum guru yang datang terlambat dan itu tidak hanya guru saja," kata Amir kepada GenPI.co NTB, Rabu (2/8).
Amir juga tidak memungkiri tuduhan yang menyebut adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Soal temuan itu semua sudah selesai," tegas Amir.
Dalam chat WhatsApp yang beredar, oknum pegawai BKPP menyebut selama beberapa tahun terakhir, guru sebagai penyumbang kerugian yang cukup besar.
Di antaranya ialah dari pelanggaran disiplin, pelanggaran administrasi, dan temuan pemeriksaan keuangan BPK dan KPK.
LM juga menyebut guru-guru sudah terlalu nyaman. Sebab, dia menganggap para guru masuk dan pulang semaunya.
"Mohon untuk saling mengoreksi. Tidak hanya melihat dari tuntutan hak, tetapi juga pemenuhan pada kewajiban," tulis LM. (Ahmad Sakurniawan/GenPI.co NTB)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News