Nuansa Religi Kental di Festival Gandrung Sewu

20 Oktober 2018 00:21

Festival Gandrung Sewu 2018 akan dibalut dengan nuansa religi. Event yang digelar di Banyuwangi, Sabtu (20/10), akan diwarnai Seni Hadrah Kuntulan. Festiva ini juga bakal menyajikan beragam kekayaan seni dari daerah di ujung timur Pulau Jawa itu.

Seni Hadrah Kuntulan akan menjadi pembuka pergelaran ini. Sebanyak 150 anak muda dilibatkan. Mereka akan melantunkan bait-bait pujian Islami dengan alunan musik hadrah.

"Mereka akan mengumandangkan puji-pujian tentang keagungan Allah SWT, salawat, yang di dalamnya juga terselip doa. dan permohonan ampunan sdan selamat eorang hamba kepada Sang Khalikkata Sabar Harianto, pelatih seni kuntulan yang merupakan salah satu budaya khas Banyuwangi, Jumat (19/10).

Tari Kuntulan cukup identik dengan Banyuwangi. Biasanya, tarian ini ditampilkan pada hari besar keagamaan. Aksi para penarinya juga sangat identik. Mereka memakai kerudung, sarung tangan, dan kaus kaki.

"Para penarinya akan menampilkan koreografi yang didominasi permainan tangan dan badan. Mereka terus berlatih untuk menyiapkan penampilannya. Perpaduan dengan musik Hadrah juga terus diasah,” jelas Sabar.

Nuansa religi akan semakin kental dalam pelaksanaan festival tahun ini. Ada aksi qori (pembaca Al Quran) Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Muhamad Qudus. Ia akan melantunkan sholawat Nabi. Dalam aksinya, Qudus akan diiringi hadrah Al Banjari.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda menjelaskan, tahun ini, pergelaran Gandrung Sewu mengangkat tema “Layar Kumendung”. Tema ini mengacu dari salah satu tembang yang menjadi pengiring pada tari Gandrung.

Ceritanya menampilkan kisah heroisme Bupati pertama Banyuwangi, Raden Mas Alit dalam menentang pendudukan VOC Belanda. Raden Mas Alit gugur dalam ekspedisi pelayaran. Hal ini menyebabkan kesedihan (Kumendung) bagi rakyat Banyuwangi.

“Kisah kepahlawanan itu dikemas dalam fragmen menarik, sehingga pertunjukan ini tidak sekadar peristiwa seni dan budaya, tapi juga menjadi media untuk kembali mengingat sejarah pahlawan yang telah berjasa bagi daerah ini,” ujar Bramuda.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap, tampilnya kuntulan hadrah itu bakal semakin menumbuhkan iklim mencintai seni-budaya daerah.

“Kami ingin anak-anak muda juga mencintai seni kuntulan sekaligus bagian dari dakwah. Juga tentu kesenian-kesenian lainnya agar bisa terus lestari di tengah kemajuan zaman dan gempuran seni-budaya global,” ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co