GenPI.co - Menjelang pergantian tahun, banyak paranormal meramal seakan-akan mengetahui bahwa akan terjadi bencana alam dalam waktu tertentu.
Padahal tidak. Mereka hanyalah jualan omongan, karena telah mendapat informasi dan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau kajian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang sebenarnya sudah pernah disampaikan beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Pak Jokowi Lupa Umur: Berpenampilan Anak Muda, Gue Bangetlah...
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga pernah mengingatkan adanya potensi gempa megathrust usai bencana tsunami Banten setahun silam.
Potensi gempa megathrust di wilayah selatan Jawa, diyakini BNPB bukanlah kabar bohong atau hoaks.
BACA JUGA: Menhan Prabowo Boyong Sukhoi-35 Rusia, Amerika Langsung Meriang
Hal ini pernah dijelaskan Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo saat meninjau korban bencana gempa Banten di Kecamatan Mandalawangi, Banten.
"Potensi gempa di bagian selatan bukan hoaks, para peneliti, pakar para periset yang pernah menyampaikan potensi ini dua minggu lalu dan sempat ada kekhawatiran, inilah yang kita hadapi sekarang, gempa bisa terjadi kapan saja," jelas Doni di Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8).
BACA JUGA: Mengharukan... Tangis 5 Pimpinan KPK Pecah di Gedung Merah Putih
Meski begitu, menurutnya, saat ini belum ada teknologi khusus yang dapat memprediksi waktu terjadinya gempa.
Hal yang dapat dilakukan saat ini adalah mengamati potensi gempa tersebut dan menyiapkan masyarakat untuk pelatihan tanggap bencanannya untuk keadaan terdesak.
BACA JUGA: Mahfud MD Blak-blakan, Ada yang Pesan Pasal dan Membeli Hukum
Saat ini, upaya yang sedang dilakukan pemerintah terkait bencana gempa adalah dengan mengupayakan pemasangan alat deteksi dini tsunami di daerah-daerah rawan gempa di Selatan Jawa.
Namun, yang juga penting adalah membangun sistem agar desa-desa paham akan mitigasi bencana, karena hingga saat ini tidak semua wilayah memiliki alat deteksi dini.
BACA JUGA: Merasa di PHP Menterinya, Presiden Jokowi Luapkan Kekesalannya
Sementara itu, hampir serupa dengan penjelasan Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo.
Stasiun Geofisika (BMKG) Karangkates Malang, membuat sebuah kajian terkait potensi bencana tersebut, Rabu (18/12/2019) siang.
BACA JUGA: Meski Badai Salju, Pasukan Elite China Hormat ke Menhan Prabowo
Dalam paparannya di kantor BPBD, Staf Operasional Stasiun Geofisika Karangkates Malang, Ken Wirawan menyampaikan bahwa wilayah Kabupaten Malang berpotensi diguncang gempa magnitudo 8,9 yang menyebabkan gelombang tsunami dengan ketinggian maksimal 17 meter.
Menurut Ken Wirawan, gelombang tsunami tersebut di skenario-kan menerjang wilayah pantai Sendiki dan Tamban di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan disisi selatan Kabupaten Malang.
BACA JUGA: Mulan Jameela Kelewat Cantik, Bikin Anggota DPR Matanya Meleng
Sementara itu Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Malang, Musripan menjelaskan lebih jauh, bahwa kajian tersebut berdasarkan dari historis peristiwa yang pernah terjadi.
Menurut Musripan, bahwa potensi itu ada, karena yang di Pangandaran pernah terjadi, di Banyuwangi pernah terjadi, jadi pasti energi yang di tengah-tengah itu pasti ada.
BACA JUGA: AHY Terhempas Lagi Masuk Lingkaran Istana? Ini Kata Analis...
"Kenapa bisa tentukan itu? Karena kajian dari yang pernah terjadi, itu kan jalur-jalur megatrush. Ya potensinya segitu, 8,6 itu. Tapi itu potensi loh ya, bukan prediksi," tegas Musripan.
Menurut Musripan, potensi itu bisa saja terjadi atau tidak.
BACA JUGA: Rebusan Daun Pepaya Ini, Bikin Suami Serasa Bersama Bidadari
Namun, kajian ini memang perlu dilakukan sebagai bagian dari mitigasi bencana.
"Kalau itu terjadi, masyarakat harus bagaimana? Intinya di situ, misi kita kan supaya masyarakat aman, tidak terjadi korban," ungkapnya.(GenPI.co/bs)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News