Berita Top 5: Pemenang Desain Ibu Kota, Bahaya Gerhana Matahari

25 Desember 2019 18:00

GenPI.co - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto akan melakukan diplomasi langsung ke Filipina.

Dia akan menindaklanjuti operasi khusus militer untuk pembebasan 1 warga negara indonesia (WNI) yang disandera Abu Sayyaf di Mindanao.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia dan Filipina berhasil membebaskan dua dari tiga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Minggu (22/12).

Menhan Prabowo bakal menggelar pertemuan dengan Menhan Filipina Delfin Lorenzana di Manila.

Agenda pertemuan tersebut seperti disampaikan Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga Dahnil Anzar Simanjuntak melalui layanan pesan singkat, Selasa (24/12).

"Pak Prabowo akan bertemu dengan Menhan Filipina di Manila beberapa hari ke depan," ungkap Dahnil.

BACA JUGA: Operasi Militer Sukses, Menhan Prabowo Subianto Langsung ke Sini

Urban+ dengan konsep Nagara Rimba Nusa menang dalam lomba desain ibu kota negara yang baru di Kutai Karatanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Di balik Urban+ ada sosok cowok Batak bernama Sofian Sibarani. Ia yang mendirikan perusahaan tersebut.

Dilansir dari lamannya, Urban+ adalah studio desain yang berfokus pada desain kota, perencanaan, arsitektur, lansekap.

Perusahaan ini juga pemberi nasihat kepada otoritas pemerintah dan sektor swasta, dalam menangani pembangunan perkotaan dan membentuk kembali kota-kota di seluruh Indonesia dan Asia.

Studio desain ini sudah malang melintang di berbagai negara dengan karyanya, antara lain di Singapura, Kuala Lumpur, Jakarta, Dubai, Bahrain termasuk beberapa kota di China.

Dilansir dari constructionplusasia.com, Sofian Sibarani mempelajari ilmu arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB).

BACA JUGA: Cowok Batak Menang Desain Ibu Kota Baru Nih Sosok Sofian Sibarani

 

Tolong dicatat! Tanggal 26 Desember 2019, akan ada fenomena alam tak biasa. Ada gerhana matahari paling berbahaya yang akan terjadi.

Gerhana Matahari Cincin (GMC) ini diprediksi bakal terlihat indah. Semburat warnya akan mengeluarkan spektrum yang wow.

Akan tetapi, pancaran sinarnya sangat kuat. Efeknya bisa menyebabkan kebutaan.

Kalau ingin menonton gerhana selama 3 menit 40 detik, disarankan untuk menggunakan perlindungan mata agar tidak menyebabkan kebutaan total.

Para ahli mendesak setiap orang untuk memakai kacamata gerhana matahari. Tujuannya, memastikan mata masyarakat terlindungi dengan baik.

Gerhana Matahari Cincin akan berlangsung 26 Desember 2019, pukul 03.43 pagi waktu universal.

Di Asia Tenggara, fenomena ini akan terjadi antara pukul 11.00 hingga 13.00 pada tanggal yang sama.

BACA JUGA: Waspada! Ada Gerhana Matahari Paling Berbahaya 26 Desember 2019

 

Kelender 2020 yang ini sangat istimewa. Posenya bikin jantung berdebar.

Seluruh posenya memperlihatkan pemain hoki wanita Rusia yang tak berbusana.

Seluruh pose tanpa busana tadi dibalut dengan gaya berani. Ada artistiknya. Namun, tetap saja bikin jantung mau copot.

Para pemain Liga Hoki Wanita Rusia (WHL) itu menampilkan foto bertema musim. Tak ada busana yang dikenakan. Semuanya polos.

Pemain Tornado Nina Pirogova dipotret memegang sebuah apel sambil dikelilingi sekelompok bunga matahari.

Kiper untuk klub hoki es Agidel Anna Prugova terlihat berbaring di atas karpet yang terbuat dari mawar yang mereplikasi sampul film drama terkenal American Beauty.

Satu lagi pemain Agidel, Elizaveta Konadkova, mengenakan 'gaun' yang terbuat dari bunga putih.

Anggota SKSO Alexandra Vovrushko melambangkan musim gugur. Dia dikelilingi daun kuning yang menutupi tubuhnya yang polos.

BACA JUGA: Jantung Berdebar Lihat Bidadari Hoki Rusia Tak Berbusana

 

Jangan malas nikah. Gara-gara warganya malas nikah, Korsel, Jepang dan Inggris kini terancam punah.

Kok bisa? Bukankah ekonomi ketiganya maju dan penduduknya banyak?

Jawabannya memang iya. Namun, angka kelahirannya sedikit. Masyarakat tiga negara tadi dihantui harga kebutuhan hidup yang mahal. Efeknya, banyak malas nikah.

Jepang, misalnya. Etos kerja yang tinggi membuat banyak dari penduduknya memilih karier dibanding menikah dan punya anak.

Tenaga kerja mereka berkurang drastis. Tidak ada yang menggantikan para pekerja yang sudah pensiun.

Dampak lebih jauhnya, pendapatan pajak berkurang. Layanan kesehatan yang didanai dari pajak jadi terbatas.

Bukan tidak mungkin ke depannya Jepang jadi negara yang tidak produktif.

BACA JUGA: Warga Malas Nikah: Korsel, Jepang, Inggris, Terancam Punah (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co