Gempa Megathrust dan Tsunami: Bukan Hukuman Tuhan, Tapi Ini...

27 Desember 2019 03:15

GenPI.co - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, bencana alam bukanlah hukuman Tuhan, melainkan kejadian alam yang berulang.

BACA JUGA: Tulang Ikan Menyangkut di Tenggorokan? Ini Cara Mengatasinya...

"Keyakinan saya ini datang dari apa yang terekam di Gua Eek Lunttie Aceh Besar," ujar Doni didampingi Asisten II Setda Aceh, Teuku Dadek saat kunjungan ke Aceh ketika transit di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Kamis (26/12).

BACA JUGA: Menhan Prabowo Subianto Diam-diam Dinasihati Luhut Panjaitan

Doni pun membeberkan, Gua Eek Lunttie di Aceh Besar merekam paling tidak 14 kali kejadian gempa dan tsunami seperti yang terjadi pada 2004 lalu di Aceh dan sudah terjadi sekitar 7.500 tahun silam.

BACA JUGA: Wow... Paspampres Diusulkan Seperti US Secret Service Amerika

"Gua Eek Lunttie adalah rekaman terbaik terhadap kejadian gempa dan tsunami Aceh yang berulang, dan dijadikan sebagai iktibar bahwa gempa dan tsunami adalah kejadian alam yang harus disikapi dengan rasionalitas dan budaya siaga," katanya.

BACA JUGA: Megakorupsi Jiwasraya Luar Biasa Mudahnya, MAKI: Peran 4 Orang...

Menurut dia, kejadian tersebut bukanlah sebuah hukuman apalagi kutukan, melainkan  merupakan bencana alam yang perlu disikapi dengan sikap siaga agar tidak jatuh korban.

BACA JUGA: Jabatan Strategis Polri Dikuasai "Geng Solo", Mahasiswa Bereaksi

"Kita harus jaga alam maka alam akan jaga kita," tuturnya.

Berdasarkan kunjungannya ke berbagai wilayah di Indonesia, Donni mengambil kesimpulan bahwa bencana itu terjadi berulang, bahkan bisa terjadi di satu tempat yang sama.

BACA JUGA: Operasi Militer Sukses, Menhan Prabowo Subianto Langsung ke Sini

Menurut Doni, yang paling penting adalah bagaimana masyarakat diberi tahu dan adanya kesungguhan pemerintah untuk menyiapkan masyarakat agar siaga.

Salah satu upaya yang dilakukan BNPB untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat adalah melalui program Keluarga Tangguh Bencana (Katana) yang akan dikuatkan hingga ke desa-desa.

BACA JUGA: Ramainya Pasar Setan, Siapa Sosok Kakek Lusuh Penolong Kami?

Menurut Doni, program Katana yang diluncurkan di Aceh juga merupakan satu strategi dalam melakukan kesiapsiagaan bencana. 

"Saya saat tsunami Aceh berada di Lhokseumawe dan hari kedua sudah berada di Banda Aceh lalu di Meulaboh. Dari sana saya berkeyakinan kalau orang Aceh saat itu punya pengetahuan seperti orang Simuelue, maka tidak akan banyak korban," ungkapnya.

BACA JUGA: 24 Pejabat Polri Naik Pangkat, Bintang 3 Mengilap, Ini Daftarnya

Menurut Doni, masyarakat Simeulue, salah satu kabupaten yang terletak di kepulauan di Aceh, mengenal tsunami dengan sebutan semong.

Karena pulau tersebut pernah mengalami kejadian serupa, ketika gempa dan tsunami 2004 terjadi warga langsung menyelamatkan diri ke daerah yang lebih tinggi sehingga jumlah korban jiwa lebih sedikit dibandingkan daerah lainnya di Aceh yang terdampak tsunami.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co