Kesal dengan Sampah Plastik Impor, Nina Protes ke Kedubes Asing

07 Maret 2020 19:23

GenPI.co - Jika  kamu masih saja menggunakan plastik untuk kehidupan sehari-hari, berarti kamu kalah hebat dengan pelajar asal Gresik, Jawa Timur ini. Remaja bernama Aeshnina Azzahra atau akrab disapa Nina ini beberapa waktu terakhir mencuri perhatian karena aksi nyatanya dalam kampanye lingkungan hidup. 

Semuanya bermula dari keprihatinan gadis berusia 12 tahun ini soal banyaknya sampah plastik dari negara lain di dekat rumahnya, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik Jawa Timur. Ia lantas membuat pameran ‘daur ulang sampah’ di sekolahnya, yakni SMPN 12 Gresik.

Tak sampai di situ saja, ia bahkan protes dengan mengirimkan surat ke perwakilan kedutaan besar negara lain di Indonesia tentang sampah plastik.

BACA JUGA: Aelita Andre Jadi Pelukis Termuda di Dunia, Karyanya Mengejutkan

Tak menyangka, suratnya direspon Dubes Jerman dan Australia yang berada di Jakarta. Dalam pertemuannya dengan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof, Nina banyak cerita permasalahan limbah plastik yang banyak mencemari lingkungan di sekitarnya, termasuk beragam jenis satwa sekalipun. Mulai dari Surabaya, Sidoarjo hingga Gresik.

“Di kantor kedutaan tersebut saya menyampaikan segala persoalan. Utamanya ribuan ton sampah yang dikirim ke Indonesia,” ujar Nina dikutip ABC.


Nina bertemu Dubes Jerman. (Foto: Dok ABC)

Berdasarkan yang ia tulis, menurutnya sampah plastik tersebut ada karena diselundupkan bersama dengan sampah kertas yang diimpor menjadi bahan baku untuk pengolahan daur ulang kertas di desa tersebut. Lantas, sampah plastik tersebut kemudian menumpuk dan berdampak pada lingkungan sekitarnya, termasuk sungai dan pemukiman warga.

Tidak berhenti di situ, sampah plastik juga menjadi bahan bakar bagi industri tahu yang ada di Desa Tropodo, Sidoarjo. Menurutnya, hasil pembakaran sampah plastik tersebut juga berdampak pada polusi udara dan mencemari lingkungan sekitarnya.

BACA JUGA: Aktris Cilik Clarice Cutie, Sang Penerus Agnez Mo

Kepada ABC Indonesia, Nina mengatakan perlunya khawatir soal perubahan iklim, dengan mencontohkan kebakaran hutan di Australia yang telah membunuh banyak koala.

"Australia juga perlu menemukan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, tidak lagi menggunakan batu bara, mungkin tenaga matahari atau angin?" ujarnya.

Nina mengaku telah melakukan sejumlah kegiatan di sekolahnya untuk meningkatkan kepedulian soal lingkungan kepada teman-temannya. "Anak-anak adalah pewaris masa depan, jadi kita harus berjuang membela lingkungan hidup, dengan menulis surat kepada para pemimpin, gelar pameran, mengajak teman-teman untuk tahu bahaya plastik," tukasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co