Dosen UGM Ciptakan Bilik Swab untuk Uji Pasien Covid-19

18 April 2020 15:11

GenPI.co - Jaka Widada, seorang dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan bilik swab untuk uji pasien terinfeksi covid 19. 

Bilik swab yang dikembangkan itu siap diproduksi dan didistribusikan secara massal di tengah keterbatasan alat pelindung diri (APD) tenaga medis.

BACA JUGA: RS Wisma Atlet Rawat 533 Pasien Positif Covid-19

"Satu unit sudah jadi dan ini sedang menyelesaikan 10 unit. Targetnya akhir minggu depan sudah bisa didistribusikan ke rumah sakit rujukan yang telah terdaftar," kata Jaka di Yogyakarta, Sabtu (18/4).

Ia berharap Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nasional bisa terlibat untuk memproduksi bilik swab secara massal. Pasalnya, hingga saat ini sumber dana pembuatan bilik swab yang diberi nama resmi "Swab Cabinet BCL-UGM" ini hanya mengandalkan sumbangan para donatur.

"Saya kira (keterlibatan gugus tugas) perlu. Kalau yang kami buat saat ini hanya mengandalkan 'dana umat' dari para donatur yang baik hati," katanya.

Jaka mengatakan bahwa inisiatif pengembangan bilik swab berawal dari keprihatinannya terhadap ketersediaan alat pelindung diri (APD) tenaga medis yang terbatas.

Bilik tersebut memiliki dimensi berukuran 90x90×200 cm dengan tinggi 2 meter. Lapisan bilik terbuat dari bahan aluminium panel komposit (APC) dengan ketebalan sekitar 3 mm.

Selain itu, pada bagian atas bilik terpasang blower dan hepa filter untuk mengembuskan udara bersih ke dalam bilik.

BACA JUGA: Kabar Duka, Kepala Staf Presiden Meninggal Akibat Covid-19

Pintu pada bagian belakang dan bagian depan menggunakan kaca dengan tebal 6 mm. Pintu ini dilengkapi dua lubang yang dipasang dua sarung tangan panjang permanen berbahan latex untuk memeriksa pasien.

Saat digunakan, sarung tangan permanen masih dirangkapi dengan sarung tangan medis steril yang sekali pakai. 

"Dengan demikian orang yang diperiksa maupun medis juga terlindungi, aman dari penularan," kata Jaka.

Bilik yang dibuat dengan bahan berstandar medis itu juga dilengkapi amplifier dengan speaker sebagai sarana komunikasi dengan pasien.

Ia berharap bilik yang ia kembangkan dapat menjadi solusi alternatif bagi petugas kesehatan saat mengambil swab pasien.

BACA JUGA: Afrika Selatan Lockdown, Puluhan Singa Tidur di Jalan

"Tenaga kesehatan tidak perlu pakai APD hanya cukup menggunakan masker sehingga nyaman tidak terbebani dengan hazmat yang berat dan panas," imbuhnya.

Jaka mengatakan untuk tahap awal bilik swab buatannya akan disalurkan ke sejumlah rumah sakit rujukan covid-19 di Yogyakarta. (ant)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co