GenPI.co - Pemerintah diminta untuk tidak terlalu memberikan subsidi bahan bakar minyak yang terlalu tinggi.
Pasalnya, subsidi yang terlalu besar sangat membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
BACA JUGA: Aktris Seksi Blak-blakan Ditawari Rp 80 Juta Sekali Kencan
Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finanance (Indef) Uchok Pulungan, subsidi yang tinggi bisa membuat masyarakat bersikap boros dan manja.
Dia mencontohkan kejadian di Venezuela pada 200-2013. Saat itu Venezuela royal memberian subsidi BBM.
Akibatnya, harga BBM menjadi sangat rendah. Pada Juni 2013, harga BBM di Venezuela hanya USD 1 sen atau setara Rp 140 per liter.
Harga bensin di Venezuela bahkan lebih murah dibandingkan air mineral. Krisis lantas menerpa Venezuela pada 2014.
BACA JUGA: Fakta Perekrutan Para Selir Kim Jong Un Bikin Dag-Dig-Dug
Menurut Uchok, Venezuela yang awalnya menjadi surga dunia berubah menjadi neraka dunia.
Nah, hal itu juga bisa saja terjadi di Indonesia apabila pemerintah terus memberikan subsidi BBM yang besar.
"Tentu ini menjadi warning bagi Indonesia. Besarnya subsidi yang tidak tepat tepat sasaran dapat menimbulkan jebakan yang berbahaya seperti yang dialami Venezuela," kata Uchok, Senin (18/5).
Uchok menambahkan, ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam menentukan harga BBM.
BACA JUGA: Berita Top 5: Perekrutan Selir Jong Un, Aktris Ditawar Rp 80 Juta
Salah satu aspek yang mesti diperhatikan adalah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Menurut Uchok, dalam kondisi seperti saat ini, hal yang paling penting adalah mendorong daya beli masyarakat tetap terjaga.
Jika ekonomi berputar dengan semestinya, konsumsi rumah tangga tidak akan menukik.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menekan inflasi pangan lewat operasi pasar di daerah.
Cara lain yang bisa ditempuh adalah memastikan THR terhadap para pekerja dibayarkan.
BACA JUGA: Andrea Ivanova Mau Punya Bibir Terbesar di Dunia, Begini Usahanya
Menurut Uchok, Indonesia harus belajar dari pengalaman pahit yang dialami oleh Venezuela. (esy/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News