Peluncuran Buku Yoga “Dharma Patanjala” Karya Andrea Acri

13 Januari 2019 17:11

Yoga merupakan suatu kegiatan meditasi yang kini banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Manfaat yoga tidak hanya untuk kebugaran, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas mental dan fisik.

Dalam diskusi peluncuran buku “Dharma Patanjala” karya Andrea Acri yang dilangsungkan di Auditorium IFI Thamrin, Minggu 13 Januari 2019 pukul 10 WIB, dijelaskan bahwa yoga berasal dari bahasa Sanskerta berarti "penyatuan dengan alam" atau "penyatuan dengan Sang Pencipta".

Buku berjudul “Dharma Patanjala” atau Yoga Nusantara yang ditulis oleh dosen bidang sastra dari Perancis tersebut melihat sisi lain dari yoga. Andrea, yang sangat tertarik dengan sastra jawa kuno ini menyatakan bahwa dirinya merasa tertantang untuk mengupas filosofi yoga.

“Saat ini lebih banyak orang memahami yoga sebagai sebuah praktik. Tapi saya lebih tertarik ke teori, secara filosofi. Maka saya belajar bahasa sansekerta dan jawa kuno, untuk mempelajari yoga di Indonesia,” ungkap Andrea. Yoga sendiri merupakan aktivitas olah tubuh dan pikiran yang fokus pada kekuatan, fleksibilitas dan pernapasan. Menurut Andrea, aktivitas tersebut tidak terlepas dengan koneksi antara manusia dan Tuhannya.

“Aktivitas yoga itu sangat filosofis. Ketika seorang manusia melakukan meditasi untuk memusatkan pikirannya dan membuat koneksi dengan unsur spiritual, that’s very interesting. Saya tidak membicaraan agama tertentu, karena yoga ini sendiri kan universal,” ungkap pria berkebangsaan Prancis yang sudah sangat fasih berbahasa Indonesia tersebut.

                                          

Sejauh dirinya meneliti tentang yoga, Andrea mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara yoga di India dengan di Indonesia. Yoga sendiri berasal dari India pada sekitar abad 5, namun Andrea mengatakan bahwa hingga kini belum ada bukti konkrit yang menyatakan tentang asal-muasal yoga.

Satu hal yang menurut Andrea menarik adalah bahwa yoga telah diadaptasi ke dalam berbagai variasi, termasuk di Jawa dan Bali yang menjadi fokus perhatian Andrea.

“Indonesia ini memiliki kekayaan dan unsur budaya yang kuat. Saya melihat yoga di Indonesia ini sudah banyak terakulturasi, namun tidak menghilangkan unsur filosofis dari yoga itu sendiri. Maka dari itu yoga bisa disebut universal,” tutur Andrea.

Baca Juga : Menikmati Sunrise di Pantai Tanjung Batu Banggai

Andrea Acri, sebagai seorang dosen bidang pengkajian tantra di l'École Pratique des Hautes Études di Paris memiliki ketertarikan yang besar pada tradisi-tradisi tantra Shiva dan Buddhis, Hinduisme dan filsafat India, tradisi-tradisi yoga, fisiologi Sanskerta dan Jawa Kuno, serta sejarah agama dan studi perbandingan antara Asia Selatan dan Asia Tenggara sejak periode pra modern hingga modern.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Yasserina Rawie

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co