Cerita Horor: Ruang Siaran Radio Yang Tak Pernah Kosong

11 Juni 2020 07:41

GenPI.co - Perkenalkan namaku Bintang. Aku adalah seorang penyiar radio kampus swasta di Jakarta Barat. Menjadi seorang penyiar adalah cita-citaku sejak kecil. 

Sebab, diriku terlalu pemalu bila harus bertemu dengan orang lain secara langsung. Aku hanya suka mendengar dan berbicara tanpa harus bertatap muka.

BACA JUGA: Calon Orang Kaya, 5 Zodiak Ini Beruntung Rezekinya Berlimpah

Karena harus mengimbangi jadwal kuliahku dengan bekerja sampingan. Akhirnya aku ditempatkan untuk mengudara pada sore hingga malam hari oleh produserku. 

Melakukan siaran malam hari menurutku hal yang menyenangkan. Sebab, suasana luar studio tidak terlalu gaduh sehingga dapat membuat aku fokus untuk mengatur list lagu dan merespons para pendengar.

Di radio kampus ini aku dipercaya memegang satu buah program yakni 'Cerita malam bersama Bintang'. Program yang mengudara setiap malam minggu ini, tentu bertujuan untuk menghibur juga menemani para pendengar yang hanya menghabiskan waktu malam minggu di rumah atau tak pergi ke mana-mana.

Tidak sedikit orang menghubungi melalui via telepon secara langsung ngobrol live denganku, untuk bercerita bagaimana kisah malam minggunya. 

BACA JUGA: China Memang Hebat, Jepang dan Prancis Akhirnya Tunduk...

Beberapa bulan program ini berjalan, rupanya aku memiliki seorang pengemar pria, namanya Daniel. Ia mengatakan merasa terhibur dan tak merasa sepi lagi pada malam minggunya. 

Tak hanya itu saja, ia mengungkapkan bahwa suaraku sangat bagus sehingga penasaran ingin bertemu secara langsung.

Setelah program yang aku bawakan mengudara selama 1 tahun lamanya. Daniel tetap menjadi pengemarku nomor satu sekaligus orang yang selalu menemani aku saat siaran walau jarak jauh. 

Untuk merayakan suksesnya traffic program siaranku, Daniel berniat untuk menemui aku langsung ke studio di kampus, selesai siaran.

BACA JUGA: Khasiat Luar Biasa Sayur Katuk untuk Pria, Bikin Istri...

Hal tersebut membuat aku deg-degan, sehingga tidak berani menemuinya karena sangat malu. Aku memutuskan untuk tidak menemui dirinya.

"Permisi, pak saya mau cari cewek yang lagi siaran jam segini biasanya," tanya Daniel

"Oh sudah pulang, siaran hari ini di tapping dari siang tadi," ucap penjaga ruang siaran.

"Oh gitu ya pak, kalau gitu saya titip bunga sama madu untuk Bintang ya pak," kata Daniel sambil memberikan bawaanya.

"Baik mas, besok saya berikan pada orangnya," ujar penjaga

Malam itu Daniel pun pulang tanpa menemui aku. Dalam benakku pasti ia merasa sedih dan kecewa karena aku seakan menghindari dia, padahal tidak sama sekali. 

Aku melihat apa yang ia lakukan. Bapak penjaga ruang siaran pun pasti tidak mengenali aku, sebab ia adalah orang baru

"Permisi non, kemaren pas semua penyiar udah pada pulang ada kiriman," ucap penjaga ruang siaran

"Oh taro di meja depan aja pak, untuk siapa emang pak?" tanya Gita temanku

"Katanya untuk Bintang," jawabnya

"Wih udah lama masih aja punya fans, emang rezeki orang baik nggak ke mana, letakin situ aja Pak nanti saja bawa ke rumah almarhuma," ucap Gita

Siapapun tidak pernah tahu kapan waktunya ia akan meninggalkan dunia. Begitu juga dengan aku. Korsleting listrik dari mixer kontrol yang aku pegang dengan kondisi tangan basah, menghilangkan nyawaku saat itu juga. 

Arwahku yang masih belum siap menerima semuanya, membuatku terjebak dalam ruang siaran hingga saat ini terus menjadi penunggunya.  

"108,8 FM Kembali lagi di Cerita malam bersama Bintang, nah seperti malam minggu biasanya, buat kamu yang kesepian di rumah aja, jangan khawatir karena Bintang selalu bersinar di malam gelap kamu untuk mengisi kekosongan. Namun, sebelum mulai berbicara aku bakalan puterin satu lagu Gloomy Sunday,"

Seandainya ada seseorang yang benar-benar setia merelakan hidupnya untuk dapat menemani aku di sini, dia adalah bintangku.(*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co