GenPI.co - Aligator yang ada di Pesantren Tahfizh Daarul Quran (DQ), Tangerang ramai menjadi bahasan netizen.
Pasalnya, Ustaz Yusuf Mansur yang memprakarsai berdirinya pondok pesantren tersebut mengunggah potret aligator di Instagram-nya.
BACA JUGA: Saingi Popularitas Kakak, Manisnya Putri Kedua Ustaz Yusuf Mansur
Aligator merupakan reptil besar yang memiliki kulit tebal bersisik, rahang kuat, ekor panjang, moncong pendek, dan lebih lebar dibandingkan buaya.
BACA JUGA: Wow! Anak Sambung Angelica Simperler Bikin Cewek Sulit Berpaling
“Aligator di kolam pohon jamblang di DQ Ketapang Tangerang,” unggah Instagram @yusufmansurnew, Kamis (23/7/2020).
Ia mengemukakan jika aligator tersebut adalah milik seorang santri yang dirawat sejak kecil.
BACA JUGA: Wow! Anak Sambung Angelica Simperler Bikin Cewek Sulit Berpaling
Namun unggahan tersebut mendapat respons dari warganet soal larangan memelihara ikan alligator.
Adanya alligator di Pesantren DQ juga menjadi pembicaraan media, dan Ustaz Yusuf Mansur angkat bicara soal ini.
Ustaz Yusuf Mansur mengatakan mengunggah foto aligator tersebut karena takjub setelah mendapat potretnya melalui WhatsApp.
“Kemarin menguras area danau di area pohon jamblang, di DQ. Terus saya dapat WA, dari kawan pengasuh pondok. Berisi foto ikan alligator. Saya takjub. Luar biasa, dan saya upload,” kata Ustaz Yusuf Mansur.
Ia mengatakan tidak mengetahui, jika aligator adalah hewan yang dilindungi.
“Tanpa tahu, itu ternyata binatang yang dilindungi. Ada kawan yang komen, dan karenanya saya terima kasih. Luar biasa. Saya sudah jawab di komen itu. Terima kasih, dan segera diambil tindakan,” ujar Ustaz Yusuf Mansur.
Namun jawaban Ustaz Yusuf Mansur kembali dikomentari kalangan netizen, yang mengatakan sebaliknya.
Berikut deretan fakta soal keberadaan aligator di Pesantren DQ:
1. Ketahuan saat danau dibersihkan
“Ada instruksi saya soal danau dikeringin untuk dibersihkan. Ketahuan lah ada ikan segede itu.”’
2. Milik santri pencinta reptil
“Riwayatnya adalah, ada santri pecinta reptil. Yang bawa kawanan reptil. Bukan saja aligator, tapi juga sanca dan piton. Ngeri enggak tuh.”
Hal ini kemudian menjadi sorotan Ustaz Yusuf Mansur.
“Saya tanya, kemana itu hewan-hewan reptil? Kawan-kawan jawab, waktu itu juga udah mau disita. Tapi pengasuh enggak ada yang berani menyita. Jadi, hanya disarankan, agar dikeluarkan dari area pondok.”
3. Santri pemilik aligator sudah lulus dari pesantren.
“Kata kawan-kawan pengasuh, santri kami itu, Jalu namanya, sekarang sudah bergabung dengan pencinta reptil yang lain, dan melakukan berbagai aktivitas terkait dengan reptil.”
4. Aligator menjadi besar di danau
“Rupanya, ikan aligator itu dicemplungin beliau (Jalu) ke danau. Pada ngeh nggak ngeh. Makanya segede itu ikannya. Saya sendiri seram lihatnya.” (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News