Festival Perang Air di Riau Magnet Bagi Wisatawan

31 Januari 2019 18:59

Festival Perang Air digelar mulai tanggal 5 sampai 10 Februari 2019 di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, bakal menarik kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara. 

Perang air atau Cian Cui juga dikenal dengan sebutan setempat "Peghang Aey". Tradisi seperti ini juga ada di Thailand dengan sebutan Songkran dan di Gianyar Bali dinamai Sat Yeh.

Pembukaan Festival Perang Air akan dibuka secara resmi di jalan Diponegoro. Selanjutnya seluruh peserta menggunakan becak motor (bentor) sambil membawa ember dan mainan plastik berbentuk senjata berisikan air. Rute yang dilalui yaitu jalan Kartini, Imam Bonjol, Ahmad Yani dan Jalan Tebing tinggi. 

Baca juga: Wow, Riau Tarik Wisatawan Mancanegara dengan Cross Border Tourism

Selain masyarakat yang menggunakan bentor, ada juga masyarakat yang mengikuti kegiatan ini hanya berdiri di sepanjang jalan sambil menyiramkan air ke peserta yang melewati badan jalan. Kegiatan ini setiap tahun digelar sangat seru, seluruh peserta basah kuyup, tertawa gembira menikmati permainan ini. 

Festival perang air merupakan  pesta rakyat yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan merupakan kebiasaan masyarakat Kepulauan Meranti. Berawal dari tradisi warga Meranti yang mengungkapkan kegembiraannya saat berkumpul bersama keluarga saat perayaan hari-hari besar keagamaan.

Event ini merupakan pesta rakyat yang telah lama menjadi kebiasaan masyarakat di kota Selat Panjang itu adalah milik seluruh lapisan masyarakat bukan milik satu golongan atau etnis tertentu saja. Selain bermain perang air, kegiatan yang dilaksanakan berdekatan dengan Perayaan Imlek, diramaikan berbagai rangkaian acara akni Meranti Night Carnival, Pawai Perang Air, Food Street Center Point, Handycraft and Gift Selling, Live Music, penyerahan penghargaan, pesta kembang api, pameran dan booth selfie icon.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman, Festival Perang Air merupakan event yang memberikan kontribusi jumlah kunjungan wisatawan besar, baik itu wisatawan mancanegara (wisman) negara maupun wistawan nusantara (wisnus). 

"Pada tahun 2018 lalu diihadiri wisman dari Korea, Malaysia, Singapore, Inggris, Jamaica, Australia,Taiwan, dan China. Hal ini tentunya memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Dengan tingginya tingkat kunjungan maka perputaran uang di masyarakat akan tinggi," imbuh Fahmizal.

"Lebih jauh kita melihat bahwa tren size dari event ini terus tumbuh positif, ini memberikan peluang besar untuk menyumbang devisa dan peningkatan produk domestik bruto," pungkasnya. 


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co