Mengulik Bahaya Makan Junk Food terhadap Otak Anak Usia Remaja

14 Agustus 2020 08:40

GenPI.co - Penggemar junk food memang beragam, mulai dari anak-anak hingga lansia. Tanpa mereka sadari, kebiasaan makan makanan rendah gizi ini berdampak buruk terhadap kesehatan jangka panjang. 

Salah satu kelompok yang cukup berpengaruh adalah anak remaja. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa ada bahaya tersembunyi bagi para anak remaja yang sering  mengonsumsi junk food, terutama pada otak mereka. 

BACA JUGA3 Gangguan Tidur yang Paling Sering Terjadi pada Remaja

Hal ini dibuktikan melalui penelitian dari jurnal The Lancet Child and Adolescent Health tahun 2020.

Para ahli berpendapat bahwa anak remaja jauh lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji karena otak mereka masih dalam fase mengembangkan kemampuan mengambil keputusan. 

Akibatnya, mereka cenderung tidak terlalu peduli terhadap nilai gizi makanan yang dikonsumsi, sehingga menyebabkan efek negatif di otak. 

Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan pentingnya mengubah perilaku dan membantu remaja menjalani pola makan sehat sejak dini.

Dengan begitu, angka kasus obesitas pada remaja bisa menurun dan membantu mereka mengambil keputusan terhadap apa yang remaja makan. 

Pasalnya, remaja lebih rentan terhadap konsumsi makanan yang tinggi gula dan kalori karena tidak memiliki kontrol dan kesadaran untuk mengaturnya.

Otak remaja mungkin dapat mendapatkan manfaat yang diperoleh dari makanan cepat saji. Namun, pada saat yang sama mereka kurang dapat mencegah diri sendiri untuk mengonsumsi junk food. 

BACA JUGA3 Dampak Psikologis yang Muncul Karena Pernikahan Usia Remaja

Oleh karena itu, para remaja lebih rentan terhadap bahaya dari junk food karena otak mereka masih dalam proses perkembangan. (hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co