GenPI.co - Mungkin istilah codependency terdengar asing di telinga kamu. Namun bisa jadi kondisi ini terjadi padamu.
Istiah yang pertama kali dipakai pada era 50-an mengacu pada ketergantungan mental, spiritual, fisik dan emosional pada pasangan, teman atau anggota keluarga.
BACA JUGA: Bukan Pacar Doang yang Toxic, Teman Juga! Begini Menanganinya
Codependency mewakili banyak aspek pola gaya keterikatan yang dikembangkan pada anak usia dini.Sementara tingkat keparahannya tergantung pada levelnya.
Kondisi ketergantungan ini disebabkan oleh diri dan batasan yang buruk dan karena ketidakmampuan untuk memiliki pendapat atau mengatakan tidak.
Codependency dapat tumbuh dalam semua jenis hubungan seperti dalam hubungan romantis, anak-orang tua, dalam perkawinan dan di antara rekan kantor.
Berikut adalah tanda-tanda kodependensi:
Mengapa Codependency tidak sehat?
Kondisi ketergantungan ini sangat tidak sehat untuk hubungan apapun. Sebab, orang-orang dengan masalah ini kehilangan rasa jati diri mereka karena mereka terus-menerus mengandalkan orang lain.
Mereka mulai kehilangan individualitas mereka. Dan orang-orang dengan kodependensi mungkin sering merasa sulit untuk meninggalkan hubungan yang beracun karena mereka sangat bergantung padanya.
Bagaimana cara mengurangi ketergantungan?
Orang dengan codependency dapat mengambil bantuan dari cara-cara ini untuk mengurangi kecenderungan mereka mengandalkan orang lain dalam segala hal:
BACA JUGA: Menangani Hubungan Asmara yang Toxic di Tengah Pandemi COVID-19
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News