GenPI.co - Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Fatah Sulaiman mengatakan, perguruan tinggi dihadapkan pada sejumlah tantangan kompleks untuk mewujudkan internasionalisasi kampus yang berkelanjutan.
Salah satunya ialah bonus demografi. Itu adalah fenomena yang mana proporsi penduduk usia produktif sangat besar, sedangkan penduduk usia muda dan lanjut makin kecil.
BACA JUGA: Modal dari Kampus, Kini Omzet Domba Rayndra Ratusan Juta Rupiah
“Bonus demografi merupakan hal positif, tetapi juga ancaman. Jadi, kami harus bersiap,” kata Fatah dalam webinar PLI Talk yang diselenggarakan Pusat Layanan Internasional (PLI) Untirta berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Untirta baru-baru ini.
Webinar bertajuk Internalization for Higher Education: Motivations, Policies, and Strategic Approaches tersebut dihadiri tiga pembicara ahli dari tiga perguruan tinggi.
Mereka ialah Fatah Sulaiman dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Andrew MacIntytre (Monash University), dan Aisling O’Boyle (Queen’s University Belfast).
Sementara itu, MacIntytre berpendapat bahwa internasionalisasi kampus tidak hanya memungkinkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih baik.
Menurut dia, internasionalisasi kampus juga menguatkan posisi perguruan tinggi itu sendiri.
MacIntytre menjelaskan, kampus bisa memberikan pengalaman belajar yang lebih baik kepada mahasiswa.
BACA JUGA: Wajib Tahu! 4 Kampus Negeri Tertua di Indonesia, Termasuk IPB
“Universitas pun bisa belajar dengan lebih baik dari pengalaman dari kampus di luar negeri,” kata MacIntytre.
Dia menambahkan, internasionalisasi akan sangat bermanfaat bagi tenaga pendidik untuk memperluas dan meningkatkan relasi dengan kolega di perguruan tinggi di berbagai negara. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News