Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Guru di Bengkulu Penuh Isi loh

26 Februari 2019 22:54

BENGKULU – Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan Guru di Hotel Grage, Bengkulu, Selasa (26/2), benar-benar penuh isi. Isu go digital ikut disentuh. Pengetahuan seputar homestay juga ikut dipertajam.

“Sejauh ini saya masih berkeyakinan, hanya dengan cara yang tidak biasa, bisa mendapatkan hasil yang luar biasa! Dan cara yang luar biasa itu adalah digital homestay di desa wisata,” tutur Menpar Arief Yahya, Selasa (26/2).

Bagi menteri asal Banywungi itu, the more digital, the more personal. The more digital, the more professional. The more digital, the more global. Semua digarap demi merambah ranah digital dalam mewujudkan visi 20 juta wisman di 2019.

“Begitu kita menggunakan platform digital, maka kita bisa diakses oleh wisatawan dari mana pun di seluruh dunia,” tambahnya.

Lantas kenapa para guru di Bengkulu ini juga harus Go Digital? Eksis di dunia maya? Berselancar di internet?

Alasan pertama, karena travellers dunia sudah berubah. Prilakunya enjadi semakin digital. Dimana pun dan kapan pun, travellers ini saling terkoneksi dengan adanya mobile apps/devices.

“Ingat, jika kita tak berubah mengikuti perubahan konsumen, kita pasti akan mati,” paparnya.

Faktanya, pencarian produk dan berbagi informasi di industri pariwisata sekitar 70 persen sudah menggunakan media digital. Dan harus diingat pula efektivitas media digital bisa mencapai empat kali lipat dari media konvensional.

''Karena itu kita harus mulai meninjau ulang proporsi media digital kita dibanding media konvensional," ujarnya.

Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya langsung menterjemahkan visi Menpar Arief Yahya dengan pelatihan SDM yang berisi. Bersama Kabid Diklat SDM Aparatur dan Transformasi Dayani Intan serta Kasubid Pengembangan SDM Kepariwisataan Alfin Merancia, Wisnu mengajak 175 guru se-Bengkulu untuk melek digital. Dekat dengan Facebook atau Instagram.
“Kalangan milenial sekarang sudah fully-digital. Kalau kita tidak mengakomodasinya, maka jelas akan ketinggalan kereta,” ucapnya.

Lantas bagaimana dengan homestay?

Soal ini, pengajar dari Universitas Trisakti, Amalia Mustika, ikut angkat bicara. Konsepnya kira-kira sama dengan frame Menpar Arief Yahya. Basisnya low-cost tourism (LCT). Harganya dibuat terjangkau. Caranya, menciptakan attraction, access, dan accomodation (3A) yang terjangkau dengan memanfaatkan kelebihan kapasitas (excess capacity) yang ada.

“Nah, untuk mewujudkan accomodation yang murah dan mudah kita harus melakukan terobosan dengan membangun sebanyak mungkin homestay di desa-desa wisata di Bengkulu. Murah karena harga penyewaan homestay sangat terjangkau karena dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Mudah karena wisatawan dari seluruh dunia bisa mengakses informasinya melalui internet,” ucapnya.

Anggota DPR RI Komisi X Dewi Coryati ikut menyemangati pelatihan yang digelar Kementerian pariwisata itu. Semangatnya sama. Apalagi, contoh rilnya ada. Ende Flores misalnya. Letaknya jauh dan terpencil. Tapi, ada atraksi wisata yang luar biasa. “Pasti akan relatif sulit menarik investor untuk membangun hotel dengan 100 kamar. Namun tidak demikian halnya dengan homestay. Membangun homestay relatif lebih mudah dibandingkan membangun satu hotel 100 kamar,” ucap Dewi.

Bengkulu pun sama. Masyarakat setempat akan berkesempatan untuk memiliki homestay-homestay yang dibangun. Lokasinya bisa dibuat berdekatan dengan destinasi unggulan di Bengkulu seperti Rumah Pengasingan Bung Karno, Benteng Fort Marlborough atau di sekitar hutan mangrove yang masih asri.

Lalu bagaimana caranya?

“Agar mereka bisa memiliki, maka kuncinya adalah di pembiayaan. Skemanya ada dua jenis, yaitu subsidi dan non-subsidi,” tambah wanita berkerudung itu.

Caranya pun tak sulit. Masyarakat bisa mengakses permodalan dengan bantuan Dinas Pariwisata, bank atau Kementerian Desa
“Kalau ini jalan, ini akan menjadikan homestay sebagai katalisator bagi terwujudnya pariwisata sebagai basic needs,” ucapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cholis Faizi Sobari

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co