Jika Joe Biden Menangi Pilpres AS, Nih Untung Ruginya Buat RI

05 November 2020 17:05

GenPI.co - Pemilihan umum presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) dilaksanakan pada 3 November 2020. Hasil dari pesta demokrasi antara Trump vs Joe Biden sudah dinanti oleh seluruh pasar di dunia.

Salah satu topik utama yang menjadi sorotan banyak pemilih dan negara lain dalam pilpres ini, adalah soal keberlanjutan perang dagang Amerika Serikat dengan China. 

BACA JUGAPilpres AS: Deretan Fakta Kamala Harris, Calon Wapres Joe Biden

Dampaknya menurut Bhima Yudhistira Adhinegara, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) akan berpengaruh bagi prospek perdagangan Indonesia ke depannya. 

"Kebijakan proteksionisme yang dilakukan Trump sudah banyak merugikan kepentingan Indonesia," kata Bhima kepada GenPI.co, Kamis (5/11/2020).

Jika Trump terpilih, maka pemulihan global diperkirakan berjalan lambat dan kebijakan proteksionisme bisa berlanjut. 

"Buktinya, kinerja ekspor sebelum pandemi sudah lesu karena rendahnya permintaan bahan baku ke China, dan ekspor langsung ke AS. Selain itu, Trump dinilai menciptakan banyak ketidakpastian dalam ekonomi global," tambah ekonom Bhima.

Sementara itu, menurut Bhima, Joe Biden lebih berpengalaman menjalin hubungan multilateral yang produktif pada era Obama. 

Jika Biden terpilih diperkirakan tensi perang dagang akan menurun. 

"Biden mendorong upah minimum federal naik menjadi USD 15/jam. Imbasnya permintaan barang dari Indonesia akan makin besar jika daya beli di AS meningkat," ucapnya.

Terkait dengan dampak ke pasar keuangan, Biden akan memberikan angin segar ke arus modal asing jika terpilih. 

Investor AS yang selama ini bermain aman dengan beli emas, dolar dan yen Jepang atau safe haven mulai berani masuk ke emerging market.

Hal itu dibuktikan dengan menguatnya indeks harga saham gabungan (IHSG).

BACA JUGADahsyat! IHSG Melesat Bak Meteor, Analis Saham Sebut 2 Euforia

Sementara itu, dana asing tercatat mulai mengurangi aksi jual bersihnya. 

Salah satu yang akan di incar oleh investor pastinya obligasi pemerintah Indonesia, karena ditawarkan bunga yang tinggi kepada investor. 

Dari segi FDI atau investasi asing langsung AS diprediksi makin masuk ke Indonesia jika normalisasi hubungan dagang berhasil. 

Biden pun sepertinya akan mengambil langkah yang lebih taktis untuk menghadapi China di Asia Tenggara, khususnya pada masalah sengketa Laut China Selatan. 

Beda sekali dengan cara Trump yakni dengan melakukan seruan yang konfrontatif. Seperti halnya yang dilakukan Mike Pompeo beberapa waktu lalu, seakan menambah runyam stabilitas politik di kawasan.

"Jadi yang perlu diwaspadai adalah arah kebijakan energi Biden yang lebih mengandalkan energi terbarukan. Ini jadi tantangan berat bagi Indonesia, karena komoditas energi berbasis fosil pasar di AS makin sempit,” ujarnya. 

Sementara itu bagi produk seperti CPO atau biofuel, juga dikhawatirkan menghadapi hambatan terkait isu lingkungan hidup. (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co