Hoaks di Medsos Tak Terkendali, Bakal Konflik Horizontal Lagi?

GenPI.co - Menjelang Pilkada 2020, penyebaran hoaks atau informasi palsu di media sosial semakin tak terkendali. Konflik horizontal pun dikhawatirkan akan terulang kembali.

Hal tersebut disampaikan Ketua Harian Umum Mafindo Septiaji Eko Nugroho pada Webinar Literasi Digital “ Berbagi Informasi Penuh Toleransi di Pesta Demokrasi” pada Kamis (3/12).

BACA JUGA: Bersama Sosok ini, Ganjar Pranowo Tak Terbendung di Pilpres 2024

Data dari Mafindo atau Masyarakat Anti Fitnah Indonesia menyebutkan bahwa persebaran hoaks hingga pertengahan November 2020 saja sudah melonjak begitu tajam.

“Ada lebih dari 2.000 hoaks yang beredar di masyarakat,” kata Zack sapaan akrabnya.

Angka tersebut meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu. Adapun, jumlah hoaks pada 2019 ialah 1.221 hoaks dan saat Pada 2018 ialah 1.000 hoaks.

Menurut Zack, lonjakan besar-besaran arus informasi palsu tersebut terjadi karena ada dua peristiwa besar pada tahun ini, yakni Pilkada 2020 dan covid-19.

Hal tersebut semakin diperparah dengan kurangnya pemahaman terhadap informasi, kecurigaan yang berlebihan, dan sifat terburu-buru yang sering dilakukan oleh masyarakat.

“Faktor-faktor ini bisa membuat kita berseteru dan ketika kita berseteru (di sosmed) itu bisa merambah ke dunia nyata, yaitu hilangnya perdamaian,” kata Zack.

Zack lantas membandingkannya dengan peristiwa pasca pengumuman hasil Pilpres 2019 oleh KPU. Di mana setelahnya terjadi demonstrasi penuh darah.

“Waktu itu banyak masyarakat yang datang di demo itu dengan anggapan bahwa Pemilu 2019 itu telah dicurangi dan setingan,” ungkap Zack.

Anggapan tersebut, kata Zack, tentu muncul tidak dalam waktu cepat. Akan tetapi, sudah dibangun selama berbulan-berbulan sebelum hasil pemilihan tersebut diumumkan.

BACA JUGA: Bursa Calon Kapolri Mengerucut, Dua Nama ini Paling Yahud

“Beberapa diantaranya server KPU yang ada di Singapura telah disetting, lalu TKI yang mencoblos lebih dulu,” kata Zack.

Menurut Zack, tahun-tahun menjelang pilkada memang rentan menjadi medan perang penyebaran hoaks, terutama di media sosial.